Yes 40:1-5.9-11;
2 Ptr 3:8-14;
Mark 1:1-8
Walau masih tiga minggu namun suasana Natal sudah mulai terasa. Kita melihat di taman-taman kota, beberapa jalan dan gedung perkantoran sudah mulai dihias pohon natal. Pusat perbelanjaan mulai diserbu pengunjung yang berbelanja untuk mempersiapkan natal nanti, dengan meriah dan menyenangkan. Benarkah ini merupakan persiapan natal yang sesungguhnya? Apakah ini merupakan persiapan menyambut kedatangan Emanuel, Tuhan Penyelamat kita yang tepat?
Yohanes Pembaptis dalam bacaan Injil hari ini membuat sesuatu yang sangat berbeda jauh dengan hal-hal di atas. Ia tidak menghias rumahnya dengan mengisi perabotan yang serba baru dan tidak membeli baju baru untuk dirinya, tetapi ia cukup berpakaian kulit unta yang kasar. Tidak menyiapkan minuman keras atau menumpuk makanan untuk berpesta, tetapi hanya dengan makan belalang dan madu hutan secukupnya.
Yohanes malah berkeliling ke jalan-jalan, lapangan dan sepanjang Sungai Yordan mengingatkan semua orang agar “bertobat dan memberikan diri dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu …” Yohanes dengan tegas mengingatkan orang akan pertobatan. Pertobatan artinya meluruskan arah hidup kembali kepada kehendak Allah demi kebahagian kita. Pertobatan berarti juga mengarahkan diri kita kepada kehendak Tuhan dengan meninggalkan apa pun yang menghambat dan yang menghalangi kita menuju kebahagiaan bersama Allah. Itulah sebabnya seruan dan ajakan Yohanes Pembaptis dalam mempersiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan dengan mengingatkan kita semua melalui baptisan tobat. Baptisan yang menandai tekad untuk membuka lembaran baru. Lembaran baru, yaitu sikap bertobat dengan mempersiapkan diri dengan membuang yang jahat, membersihkan yang kotor, dan melakukan yang baik.
Pesan Yohanes dalam menyiapkan kedatangan Tuhan sungguh tepat dengan mengajak kita semua agar berani menanggalkan sikap yang lama dengan membiarkan diri dituntun Allah sendiri dengan mendekat kepada-Nya kembali. Sebab Yang Ilahi bukan lagi sebagai yang akan datang menghukum dan memperhitungkan dosa-dosa kita melainkan sebagai Dia yang akan membawa kembali umat-Nya menuju kebahagiaan bersama-Nya. Ia bukan lagi yang menuntut dan hanya memandang serta memperhitungkan dosa-dosa kita, melainkan Ia datang menguatkan manusia.
Bagaimana mempersiapkan kedatangan Tuhan?
Mempersiapkan dan meluruskan jalan bagi datangnya Tuhan yang tepat telah dilakukan Yohanes Pembaptis melalui tindakan dan kehidupannya yang sederhana. Tidak harus hidup berfoya-foya dengan berpesta fora. Hidup sederhana dan hemat, makan secukupnya, pakaian tidak harus baru. Hatinya yang harus baru. Yohanes juga minta kepada kita agar bertobat. Bertobat berarti meninggalkan apa-apa yang dirasa tidak pantas di hadapan Tuhan dengan melakukan hal-hal yang berkenan kepada Allah. Itulah sebuah contoh yang tepat bagi kita bagaimana sebaiknya menyambut kedatangan Tuhan.
Semoga ajakan Yohanes Pembaptis ke arah datangnya Tuhan, bisa membangkitkan semangat kita untuk menata arah hidup yang baik dengan berdamai dengan Allah. Berdamai dengan Allah yang juga mendorong untuk berdamai dengan sesama, dengan tidak hanya melihat kesalahan orang lain tetapi mau melihat kesalahan sendiri agar kita layak menyambut kehadiran-Nya. (FX. Mgn)