MG BIASA XVIII/B
Kel 16:2-4.12-15;
Ef 4:17.20-24;
Yoh 6:24-35
Barangsiapa datang kepada-Ku takkan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku takkan haus lagi.
Dalam kesulitan ekonomi di mana banyak orang kelaparan, begitu mendengar khabar ada pembagian makanan gratis mereka akan datang berduyun-duyun untuk memperolehnya. Entah di mana pun tidak pandang siapa yang memberi yang penting dapat pembagian dan perut bisa diselamatkan. Hal ini juga menunjukkan babwa jumlah orang miskin atau yang berkekurangan dalam hal makan di negara kita masih cukup banyak.
Seperti dalam Injil tadi dikisahkan orang berbondong-bondong mencari Yesus karena melihat mukjizat Yesus menggandakan roti, mereka ingin makan roti lagi agar tidak lapar lagi. Mereka itu hanya mencari rotinya yang dapat punah, tetapi tidak mau menerima si pembuat roti itu yang akan selalu memberi kehidupan. Mereka tidak melihat bahwa di balik mukjizat itu sebenarnya mereka harus melihat bahwa Yesus adalah Tuhan yang datang di tengah-tengah mereka. Bahwa Yesus sendiri adalah roti kehidupan yang menghidupkan banyak orang. Dialah roti yang tidak kunjung habis bila percaya kepada-Nya.
Yesus tahu apa yang ada dalam pikiran mereka, maka Yesus menyindir mereka dan berkata: ”Sebenarnya kamu mencari Aku itu bukan karena tanda-tanda tetapi karena kamu telah kenyang makan roti (Yoh 6:26). Maka kalau mau makan kenyang bekerjalah untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu.”
Mereka bertanya kepada Yesus, ”Apa yang harus diperbuat supaya dapat mengerjakan yang dikehendaki Allah; dan Yesus menjawab bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang diutus Allah.”
Orang-orang itu marah meninggalkan Yesus. Mereka masih minta tanda apa yang membuktikan bahwa Ia yang diutus Allah. Padahal mereka sudah melihat tanda-tanda itu dan bahkan menikmati tanda itu, hati mereka tetap tertutup kepada Allah. Hati mereka hanya melihat roti dan tidak melihat Yesus sang roti kehidupan.
Memang tidak semua orang dapat begitu saja percaya. Tidak semua orang dapat dengan mudah melihat tanda-tanda yang diberikan Tuhan dalam hidup ini. Di sini diperlukan kerendahan hati dan keterbukaan hati untuk rela digerakkan oleh semangat Tuhan sendiri.
Melihat kisah tadi, kita pun mencari Yesus bukan karena Sabda-Nya dan pengajaran-Nya tetapi karena roti. Kita datang ke gereja hanya karena ”roti kecil” Sakramen Maha Kudus, yang penting komuni. Maka tidak malu-malu kalau datang di gereja terlambat tetapi pulang duluan, yang penting sudah terima komuni. Di dalam gereja bukannya berdoa tetapi ngobrol mumpung ketemu teman-temannya. Apa lagi khotbah romonya kurang menarik, mendingan main HP saja.
Semoga sindiran Yesus tadi menyadarkan kita semua bahwa ke gereja itu bukan hanya kewajiban tetapi merupakan kebutuhan, maka perlu persiapan. Bukan hanya datang sekedar terima komuni tetapi ada kerinduan bertemu dengan Tuhan dan mendengarkan firman-Nya serta menerima ajaran-Nya.
Dalam menjalani hidup pun kita harus sadar bahwa bukan hanya mengejar "roti yang bisa binasa” saja, tetapi mengejar roti yang tidak binasa yaitu roti kehidupan kekal. Seperti sabda-Nya: “Akulah roti hidup, barangsiapa datang kepada-Ku takkan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku takkan haus lagi.” (FX. Mgn)
Sabtu, 01 Agustus 2009
Langganan:
Postingan (Atom)