MINGGU PASKAH II (C)
Hari Minggu, 11 April 2010
Kis. 5:26-32;
Why. 1:4-8;
Yoh. 20:19-31
Setelah Mesias mereka mengalami kematian yang tragis di atas kayu salib, para murid mengalami tekanan batin yang sangat mendalam. Mereka beranggapan kematian Yesus bukanlah kematian yang terhormat. Dapat dikatakan kematian Yesus saat itu merupakan kematian yang memalukan, sehingga menimbulkan suatu pukulan batin yang hebat bagi para murid-Nya. Bisa jadi para murid ada pikiran untuk membubarkan diri dan tidak lagi berniat meneruskan ajaran-ajaran Yesus.
Kondisi saat itu bisa kita bayangkan bahwa betapa takut dan kecewanya mereka. Maka berkumpullah mereka di suatu tempat dengan mengunci pintu rapat-rapat. Mereka memilih untuk mengurung dan menyembunyikan diri dari pada keluar rumah yang akan menyebabkan mereka ditangkap dan diadili oleh penguasa Yahudi. Sebab mereka dianggap telah mengikuti ajaran sesat. Menurut agama Yahudi, pengajaran Yesus merupakan suatu ajaran yang berbahaya? Dengan pernyataan Yesus bahwa diri-Nya adalah Mesias dan Anak Allah, sesungguhnya telah menempatkan Yesus sebagai tokoh yang akan menimbulkan kemarahan banyak orang.
Tetapi situasi ketakutan para murid Yesus tersebut berubah secara drastis menjadi suatu pengalaman yang penuh dengan damai-sejahtera, setelah Yesus yang telah wafat menampakkan diri-Nya. Kecuali Tomas saat itu tidak bersama mereka.
Seminggu kemudian, Yesus menampakkan diri lagi kepada para murid dan juga kepada Tomas yang tidak percaya sebelum melihat bekas paku pada tangan-Nya dan mencucukkan jarinya ke dalam lambung-Nya. Ketika Yesus bertemu Tomas , Ia berkata: “Masukkan jarimu di sini dan lihatlah tangan-KU … jangan tidak percaya lagi, tetapi percayalah.”
Tomas kaget dan takut. Kendati tidak disuruh memasukkan tangannya saja sebenarnya Tomas sudah percaya ketika melihat Tuhan. Hal itu membuat Tomas terharu dan tertegun serta menyesal. Tomas kemudian bersujud dan berseru, “Tuhanku dan Allahku.”
Tomas kaget dan takut. Kendati tidak disuruh memasukkan tangannya saja sebenarnya Tomas sudah percaya ketika melihat Tuhan. Hal itu membuat Tomas terharu dan tertegun serta menyesal. Tomas kemudian bersujud dan berseru, “Tuhanku dan Allahku.”
Menarik apa yang dilakukan Tuhan kepada Tomas. Yesus tidak memarahi Tomas atas ketidakpercayaannya dan Ia tidak menghukumnya, tetapi Ia mengatakan, “Berbahagialah yang tidak melihat namun percaya ...
Kehadiran Kristus secara nyata membuat perasaan damai-sejahtera yang begitu menyeluruh kepada para murid dan juga kepada kita. Yesus Kristus yang telah bangkit mencurahkan damai-sejahtera memampukan para murid untuk menjadi utusan-utusan-Nya, katanya: “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu. Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: Terimalah Roh Kudus.”
Tuhan Yesus mengaruniakan Roh Kudus kepada para murid dan kepada kita pengikut-Nya serta memberi kuasa pengampunan Gereja kepada umat manusia yang bersedia untuk bertobat. “Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada."
Dengan menyaksikan sendiri di depan mata mereka bahwa Yesus telah hadir dan bangkit, para murid dimampukan oleh kuasa Roh Kudus untuk menjadi utusan-utusan Kristus yang terbukti berani menempuh setiap bahaya dan kematian. Mereka menjadi kuat dan bersemangat lagi.
Tak terkecuali bagi kita, yang sering takut menghadapi dunia yang keras dan penuh persaingan. Beratnya tantangan yang kita hadapi sekarang ini akan menjadi berkurang bila kita bersandar kepada-Nya. Kendati kita belum pernah melihat Yesus secara langsung, namun percaya bahwa Dia telah bangkit mulia dan mengubah ketakutan menjadi damai sejahtera. (FX. Mgn)