HR RY SP MARIA DIANGKAT KE SURGA
Why 11:19a; 12:-6a.10b
1 Kor 15:20-26
Luk 1:39-56
Seringkali kita lebih memperhatikan laki-laki daripada perempuan. Tidak menyadari bahwa semua orang dilahirkan oleh seorang perempuan. Seperti Yesus sendiri hadir di dunia ini dilahirkan seorang perempuan yaitu Maria. Sekarang ia sangat populer dan sangat dihormati oleh orang-orang Katolik, namun dalam perjalanan semasa hidupnya dahulu tidak lepas dari cobaan dan tantangan. Sebagai wanita zaman itu ia memperoleh tekanan dan mungkin cemohan oleh lingkungannya.
Maria seperti perempuan-perempuan yang lain sebagai calon seorang ibu yang baru pertama kali mengandung tentu ingin mencari tahu bagaimana ia harus merawat kandungannya dan bagaimana kelak menghadapi persalinan. Ia mengunjungi saudaranya Elisabet yang lebih dahulu mengandung enam bulan (Lk 1:36.
Keduanya mempunyai pengalaman hidup yang luar biasa. Elisabet suami Zakharia yang dianggap mandul harus mengandung di hari tuanya dan akan melahirkan Yohanes Pembaptis. Demikian juga Maria yang masih gadis harus mengandung Putranya dari Roh Kudus.
Kehadiran Maria di rumah Elisabet membuat mereka berbahagia dan bayi yang sedang dikandung Elisabet pun bergejolak gembira, seakan-akan mau menyambut saudaranya yang datang. ”Ibu Tuhanku kenapa engkau sampai datang kepadaku. Berbahagialah engkau dan anak yang sedang kaukandung.”
Maria pun hatinya sangat gembira dan jiwanya memuliakan Tuhan Allah Juruselamat. Maria dengan rendah hati bersyukur kepada Tuhan yang telah melakukan perbuatan-perbuatan yang besar dan telah mengaruniakan rahmat kepada semua orang yang takut akan Allah. Sungguh suatu pertemuan dua pribadi yang akrab dan menggembirakan. Pertemuan yang mengungkapkan kegembiraan dengan memuji keagungan Tuhan yang telah mengaruniakan segalanya kepada mereka.
Kita pun merasakan bahwa Kristus sebagai buah sulung menyayangi kita sebagai milik-Nya dan Ia juga memberikan Maria sebagai ibu kita. Dalam suasana dan semangat disayangi Tuhan itulah, diharapkan bahwa pertemuan kita dengan sesama manusia entah saudara atau orang lain dapat menimbulkan kegembiraan dan kebahagiaan dalam Tuhan.
Seperti ketika kita melakukan ziarah di tempat-tempat khusus. Kita semua merasa satu yang sama-sama disayangi Tuhan. Kita sama-sama mau belajar rendah hati, mau membuka hati kepada Tuhan melalui sesama kita. Kita sama-sama memuji dan memuliakan Tuhan serta memanjatkan doa-doa permohonan dari yang biasa hingga yang amat khusus kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Terkabul dan tidaknya permohonan kita selanjutnya terserah kepada Tuhan. Kita serahkan kepada Tuhan sama seperti Maria menyerahkan dirinya kepada Tuhan katanya: "Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu!" (Lk 1:38).
Maka sudah selayaknya Gereja merayakan Maria diangkat ke surga dengan seluruh jiwa dan raganya. Perayaan ini mengungkapkan apa yang kita imani sesuai yang diajarkan oleh Paus Pius XII pada tahun 1950. Peristiwa Maria diangkat ke surga dapat menjadi ungkapan kepercayaan akan masa depan kita semua, baik laki-laki atau pun perempuan pada suatu saat akan kembali kepada Tuhan di surga. Bersama Maria yang sudah di sana, adalah perempuan pertama sebagai pengantara doa kita. (FX. Mgn)
Minggu, 09 Agustus 2009
Langganan:
Postingan (Atom)