MINGGU BIASA XIX (A)
Minggu, 7 Agustus 2011
1 Raj 19:9a.11-13a;
Rm 9:1-5;
Mat 14:22-33
Ketika Tuhan mengaruniakan kebebasan hidup dan memberi rezeki yang cukup serta kesenangan-kesenangan hidup di dunia ini, Tuhan juga menguji kita. Sejauh mana kesetiaan dan kepercayaan kita kepada-Nya. Apakah kita tahan uji ketika menghadapi kesulitan atau penderitaan sebagai cobaan hidup.
Memang dalam kehidupan sehari-hari tak seorang pun yang bebas dari penderitaan. Entah itu karena sakit, kematian orang yang paling kita cintai, terkena pemutusan hubungan kerja, hubungan keluarga yang tidak harmonis, dan masih banyak lagi. Semua orang mempunyai kesusahan dan kesulitan sendiri, merasakan serta mengalami gelombang pasang surut kehidupan. Gelombang-gelombang itu adalah pencobaan-pencobaan yang selalu dihadapi dalam kehidupan ini. Iman kita diuji.
Demikian juga dalam Injil hari ini, iman para murid diuji. Setelah Yesus memberi makan ribuan orang yang kelaparan, para murid diminta naik perahu dan menyeberang tanpa didampingi-Nya. Dalam perjalanan mereka mengalami cobaan besar karena perahu mereka diterjang badai. Mereka diombang-ambingkan oleh gelombang besar karena angin sakal yang dapat membahayakan kehidupannya.
Dalam suasana mencekam dan ketakutan, Yesus menampakkan diri dengan berjalan di atas air menyusul mereka. Kedatangan Yesus yang berjalan di atas air membuat para murid ketakutan dan mengira bahwa Ia adalah ”hantu”. Tetapi segera Ia berkata kepada mereka: ”Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” Petrus yang ketakutan dan kurang percaya minta kepada Yesus untuk membuktian, apakah yang dihadapannya itu hantu atau Yesus. Petrus berseru, “Tuhan, jika benar Tuhan sendiri, suruhlah aku datang kepada-Mu dengan berjalan di atas air”. Yesus pun menanggapinya dengan mengatakan, “Datanglah”. Diliputi perasaan takut dan setengah percaya Petrus mencoba berjalan di atas air menghampiri Yesus, tetapi tenggelamlah ia, lalu berseru: “Tolonglah aku!” Maka oleh Yesus ditariklah Petrus naik ke atas perahu, dan anginpun redalah. Lalu orang-orang itu menyembah Dia, katanya: ”Sesungguhnya Engkau Putra Allah”.
Pada saat yang membahayakan itu Yesus menampakkan diri dan hadir untuk menyelamatkan mereka sehingga mereka selamat berlayar sampai di darat. Pengalaman Petrus yang ketakutan menggambarkan kita sebagai orang yang kurang percaya.
Seringkali kita juga menemui situasi sulit bahkan dalam ancaman kebinasaan, tetapi yakinlah bahwa dalam kesulitan yang kita alami itu Tuhan tidak tinggal diam. Tuhan hadir dan memberikan terang dan kekuatan. Dalam hal ini kita dituntut untuk mampu mengalami kehadiran Tuhan dan melihat terang itu. Bisa terjadi bahwa terang dan kekuatan muncul dari orang-orang yang dikirim Tuhan dan tidak kita duga-duga, bahkan dapat terjadi pertolongan muncul dari orang yang dipandang lemah atau tidak berguna oleh kita. Pertolongan bisa saja datang dari orang sederhana tetapi berhati lapang dan tidak memandang paham atau keyakinan kita.
Semoga kita sebagai pengikut Kristus yang selalu berharap dan bergantung kepada-Nya tetap percaya bahwa Dialah yang mampu menyelesaikan semua persoalan hidup kita dan membuat kita tetap berdiri tegak mengalami kehadiran Tuhan. (FX. Mgn)