SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BERJUMPA

Senin, 17 Oktober 2011

MENGASIHI ALLAH DAN MENGASIHI SESAMA MANUSIA

MINGGU BIASA XXX (A)
Minggu, 23 Oktober 2011
                
Kel 22:21-27;
1 Tes 1:5c-10;
Mat 22:34-40

Dalam kehidupan kita sehari-hari tidak pernah lepas dari aturan dan ketentuan-ketentuan yang kita sepakati bersama dalam bentuk hukum dan peraturan. Semua hukum dan peraturan itu untuk mendukung semua aktivitas kita bermasyarakat agar berjalan dengan baik dan bermanfaat bagi diri kita dan semua orang.
Di dalam hubungan kita dengan Tuhan pun diatur oleh hukum atau ketentuan seperti yang disampaikan dalam Sepuluh Perintah Allah. Perintah pertama sampai ketiga mengatur hubungan kita dengan Tuhan. Perintah berikutnya mengatur hubungan kita dengan sesama. Hukum dan peraturan yang diciptakan Tuhan dan yang diciptakan oleh manusia itu sangat baik sepanjang kita mau mematuhi dan mewujudnyatakan dalam kehidupan kita sehari-hari. Masalahnya semakin hari semakin banyak kita ciptakan peraturan dan semakin banyak pula pelanggaran yang dilakukan.
Seperti orang Israel yang taat hukum Turat tetapi memaknainya secara sempit. Salah satu dari mereka yang ahli Taurat mencoba menanyai Yesus hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat? Melihat hal ini Yesus mengemukakan semua yang terkandung dari seluruh peraturan dan perintah itu intinya menjadi dua saja dalam Hukum Kasih yang memadukan kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama. Yaitu, ”Kasihilah Alllah Tuhanmu dengan segenap hati, dengan seluruh jiwa, dan dengan seluruh akan budi; kasihilah sesama manusia seperti dirimu sendiri.” Seringkali kita pun mengartikan cinta kasih Allah dan sesama secara sempit. Kita beranggapan semuanya sudah beres asal sudah ke gereja setiap Minggu dan sudah membayar iuran kartu biru serta kartu putih dan kartu-kartu lainnya. Cukup puas asal setiap bulan Rosario dan bulan Maria kita berziarah ke tempat penghormatan Maria.
Sejujurnya hal itu belum cukup di mana dalam mengasihi Tuhan itu kita dituntut lebih lagi dalam hal perhatian dan dukungan kita terhadap sesama. Di sekitar kita banyak anak-anak yang tidak bisa menikmati pendidikan yang layak. Sekarang ini banyak orang hidupnya makin sulit, makan sehari-harinya serba kekurangan, banyak orang menderita sakit tidak memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai karena terbatasnya kemampuan untuk berobat ke rumah sakit. Ada kesan rumah sakit sekarang lebih mengutamakan dan memihak orang kaya daripada membantu  atau menolong orang miskin. Melihat hal ini mestinya kita sebagai orang beriman tanggap dan bergerak bersama-sama bahu-membahu mengambil bagian untuk meringankan beban penderitaan mereka.  Mencontoh kehidupan umat perdana di mana mereka bertekun dalam pengajaran, selalu berkumpul dan saling membantu. (Kis 2:41-47). Saling membantu agar bisa meringankan beban hidup mereka yang selama ini terhimpit oleh kebutuhan hidup yang semakin berat dan tak teratasi. Tidak perlu banyak teori dan perhitungan tetapi langsung dilaksanakan dengan segera, seperti yang dilakukan orang-orang desa. Orang-orang desa yang masih tinggi kegotongroyongannya dan merasa hangat dalam hidup kemasyarakatannya.
         Marilah kita belajar atau menimba pengalaman dan semangat orang-orang desa yang langsung tanggap serta siap berbuat dengan cepat dan tepat mengatasi kesulitan sesama. Bila kita bisa melakukan seperti mereka, berarti kita telah melaksanakan perintah utama dalam hidup kita sebagai orang beriman. Yaitu mengasihi Tuhan dengan segenap hati dan segenap jiwa kita, serta mengasihi sesama manusia seperti mengasihi diri sendiri. (FX. Mgn)