MEMAKNAI TANDA KEHADIRAN TUHAN
Kel
16:2-4.12-15;
Ef 4:
17. 20-24;
Yoh
6;24-35
Menyaksikan seorang ibu setiap hari
mengantar anaknya ke sekolah, menungguinya dengan sabar tanpa mengeluh. Orang
berpikir, kenapa ibu itu melakukan hal itu, apa yang mendasari perbuatan itu?
Seorang pastor meninggalkan orang tua dan saudara pergi ke suatu daerah lain
melayani umat. Semua kemampuan dan daya yang dimilikinya dicurahkan kepada
orang lain. Kenapa ia rela mengorbankan dirinya bagi orang lain?
Dari dua contoh tanda-tanda dan perbuatan
yang dilakukan seorang ibu dan seorang pastor tadi seringkali orang tidak bisa
menangkap makna terdalam dari suatu tanda atau perbuatan yang nampak dari luar,
tetapi kita menganggapnya seperti kejadian yang biasa-biasa saja.
Dalam Injil hari ini dikisahkan banyak
orang mengerumuni Yesus tidak menangkap tanda terdalam itu. Mereka
berbondong-bondong melihat Yesus menggandakan roti dan mereka makan dari
mukjizat yang dibuat Yesus itu. Itulah yang melatarbelakangi mereka mencari
Yesus untuk boleh melihat mukjizat-Nya dan makan roti lagi. Mereka tidak
melihat dibalik mukjizat itu sebenarnya tetapi mereka hanya melihat roti; Seharusnya mereka melihat bahwa Yesus adalah
Tuhan yang datang ditengah mereka. Bahwa Yesus sendiri adalah roti kehidupan,
yang tidak kunjung habis bila orang percaya kepada-Nya. Orang-orang itu hanya
mencari roti yang dapat punah, tetapi tidak mau menerima si pembuat roti itu
yang akan selalu memberikan kehidupan.
Maka waktu mereka bertanya kepada Yesus
apa yang harus diperbuat supaya dapat mengerjakan yang dikehendaki Allah, dan
Yesus menjawab bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang diutus Allah;
orang-orang itu marah dan meninggalkan Yesus. Mereka masih minta tanda bahwa
benarkah Yesus adalah diutus Allah. Padahal mereka sudah melihat tanda-tanda
itu dan bahkan sudah menikmati tanda itu. Hati mereka hanya melihat roti dan
tidak melihat Yesus, sang roti kehidupan
Bagaimana dengan kita?
Harus diakui, memang tidak semua orang
dapat begitu saja percaya. Tidak semua orang dapat dengan mudah melihat
tanda-tanda yang diberikan Tuhan dalam hidup ini. Kenyataannya masih diperlukan
keterbukaan hati dan kerendahan hati untuk rela digerakkan oleh semangat Tuhan
sendiri. Yang masih dipertanyakan kepada kita, apakah kita cukup peka untuk
melihat tanda-tanda dan kejadian-kejadian di dunia ini sebagai tanda Tuhan yang
hadir di tengah kita? Apakah hati kita terbuka untuk melihat bahwa Tuhan hadir
di tengah situasi nyata di mana kita hidup dan bekerja? Berbagi dan peduli kepada
orang lain agar tidak terjadi kelaparan dan kehausan kasih di mana masih banyak
saudara–saudara kita yang membutuhkan uluran tangan dan perhatian kita.
Marilah
kita mensyukuri hidup ini ketika kita masih diberi kesempatan hidup dan masih
diberi kesehatan yang baik dengan melakukan hal-hal yang dikehendaki Tuhan,
sebagai tanda bahwa Tuhan memang hadir di tengah kita. (FX. Mgn)