HR RY PENTAKOSTA (C)
Hari Minggu, 23 Mei 2010
Kis 2:1-11;
Rm 8:8-17;
Yoh 14:15-16. 23b-26
Ketika Yesus meninggalkan para murid di dunia, Ia tidak bermaksud untuk meninggalkan begitu saja. Sebelum naik ke surga Yesus memberkati para murid dan menugasi mereka untuk menjadi saksi-Nya. Yesus berjanji akan melengkapi mereka dengan “kekuasaan dari atas”, Ia mengutus Roh Kudus untuk mendampingi mereka dalam mewartakan Yesus kepada segala bangsa.
Sementara para murid menanti apa yang dijanjikan Yesus, mereka berkumpul di suatu tempat dan mengurung diri dalam suasana tidak menentu. Mereka pada ketakutan akan ancaman orang-orang Yahudi. Tiba-tiba mereka dikejutkan bunyi yang datangnya dari langit seperti tiupan yang keras berupa lidah-lidah api. Roh Kudus turun dan hinggap di atas mereka masing-masing.
Banyak orang yang mendengar khotbah dan kesaksian para rasul mengerti dan memahaminya dengan baik meskipun sebenarnya mereka berbahasa lain dan berbeda. Pengalaman para murid tersebut adalah pengalaman kepenuhan Roh Kudus. Karena Roh Kudus, para murid dikenal dan dipahami pewartaannya. Para murid menjadi tokoh-tokoh yang dikenal sebagai para rasul Kristus, pendiri Gereja perdana yang tangguh dan berani. Akhirnya, banyak orang percaya kepada Yesus dan menjadi Gereja yang berkembang sampai saat ini.
Apa yang dapat kita petik dalam peristiwa Pentakosta?
Peristiwa Pentakosta seharusnya terjadi juga dalam kehidupan kita sebagai orang beriman. Kita telah menerima Roh Kudus, mestinya kita juga berani bersaksi seperti para rasul. Bila hidup kita dilandasi Roh Kudus, tentu banyak orang akan mengalami kasih. Mereka akan mengenal kita karena hidup kita yang penuh kasih.
Semoga pengalaman pentekosta atau peristiwa kedatangan Roh Kudus yang menyatukan para rasul dan menyatukan banyak orang dari berbagai daerah, dapat juga membuka hati kita untuk saling berteman, berkomunikasi dan membuat mengerti. Dan semoga karena kekuatan Roh Kudus, kita mampu memuliakan Allah dan menjawab cinta-Nya. Menyegarkan yang haus, menggairahkan yang malas dan melunakkan orang yang hatinya keras membatu. Berkat Roh Kudus menguatkan yang lemah, mengangkat yang terjatuh, menyemangati yang letih lesu dan berbeban berat.
Marilah kita menghayati pengalaman Pentakosta dalam hidup sehari-hari dengan mewartakan Kabar Gembira seperti para rasul, agar doa … “Utuslah Roh-Mu ya Tuhan, dan jadi baru seluruh muka bumi…” menjadi nyata dalam diri kita. (FX. Mgn)