Senin, 06 Juli 2009
Gandum dan rumput
MG BIASA XVI/A
Keb12:13.16-19; Rm 8:26-27; Mat 13:24-43
Dalam kehidupan kita di tengah masyarakat sering kali menghadapi berbagai tantangan. Dalam diri kita ada keinginan untuk berbuat baik sesuai kehendak Tuhan, namun di sisi lain godaan dan keinginan berbuat tidak baik juga sangat kuat. Dalam diri kita merasa bahwa terdapat gandum dan rumput tumbuh bersama.
Kadang-kadang setia pada ajaran Tuhan, tetapi kadang-kadang juga tidak. Dan jelas sangat sulit dipisahkan sekarang. Karena dengan memisahkan sekarang sama saja dengan mematikan kita dan mematikan kebebasan kita untuk tetap memilih mengembangkan gandum atau rumput itu. Dalam kehidupan di masyarakat pun kita berbaur dengan yang baik dan yang jahat. Ibarat gandum yang baik dan rumput belit-membelit.
Manusia yang dari awalnya diciptakan Tuhan baik adanya kemudian menjadi terkontaminasi dengan hal-hal jahat. Melihat hal ini orang mulai saling curiga satu sama lainnya bahkan saling tuduh: “Kamu orang jahat! Kalau aku baik! Kelompokku yang paling benar dan kelompok lain adalah salah.” Kemudian membuat pemisahan dengan tidak mau bergaul satu sama lainnya, bahkan memusuhi yang tidak sependapat dan tidak sama dengan aturan mereka. Mereka lupa bahwa dengan bermacam-macam paham, aliran dan pendapat itu akan memperkaya warna kehidupan, ibarat pelangi.
Melihat hal ini kita diharapkan bersabar dan toleran dengan membiarkan tetap hidup bersama dan berdampingan dengan orang-orang lain. Dengan demikian iman kita akan tertantang untuk maju hingga saat penyaringan terakhir di mana gandum dan rumput dipisahkan.
Sejatinya Tuhan amat sabar terhadap manusia. Segalanya diarahkan kepada kebaikan. Ia masih sayang kepada kita dengan membiarkan dan menunggu kita sadar. Tuhan masih memberi kesempatan bertobat bila kita berdosa. (Keb 12:19). Kita semua sadar, dalam hidup ini kebaikan dan kejahatan kerap kali bercampur, seperti gandum dan rumput tumbuh bersama. Karena itu Tuhan membiarkan rumput dan gandum tumbuh bersama sampai musim panen tiba. Gandumnya disimpan di lumbung-Nya, sedangkan rumputnya dibakar. Semoga kita bisa lepas dari belitan rumput. (FX. Mgn)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar