Selasa, 04 Agustus 2009
BERSIAP SIAGA
ARWAH III
Keb 3:1-9
“Jiwa orang benar ada di tangan Allah, ….”
Rm 8:31b.35.37-39
“Siapa pun tidak akan dapat memisahkan kita dari Allah dalam Kristus.”
Luk 12-32-40
“Bersiap siagalah, karena Anak manusia datang pada saat yang tidak kamu sangka-sangka.”
Mengenang dan mendoakan.
Memperingati arwah Saudara yang sudah meninggal artinya: di samping mendoakannya, kita juga mengenangnya selama ia masih bersama-sama dengan kita hidup di dunia. Sekarang ia dengan kita memang beda tempat, namun tetap bersatu dalam hati dan nantinya kita akan berkumpul lagi menyempurnakan hubungan kita. Bagaimana keadaannya sekarang di alam baru? Hal ini kita serahkan kepada Tuhan. Kita hanya percaya ia akan mendapat tempat yang baik dan layak, malah juga hidup tenteram dan bahagia.
Karena apa?
Seperti yang kita ketahui bahwa Saudara kita ini selama masih di dunia telah melakukan yang benar tentu jiwanya ada di tangan Allah. Ia percaya kepada Allah dan setia akan panggilannya sebagai ciptaan Tuhan. Apa yang telah dibaktikan selama di dunia merupakan perwujudan kasih kepada Allah dan sesama. Kalau pun Saudara kita ini mengalami kematian dan telah meninggalkan kita beberapa waktu, kita yakin bahwa ia akan menjadi bagian orang-orang pilihan karena selalu berharap kepada Allah.
Menyikapi peristiwa kematian.
Seperti yang dikatakan Rasul Paulus bahwa, siapa pun tidak akan dapat memisahkan kita dari Allah dalam Kristus. Kita yang percaya kepada Allah dalam Yesus Kristus memperoleh jaminan keselamatan dan memperoleh pembelaan. Hidup dan mati kita tidak akan dipisahkan dari kasih Allah dalam diri Kristus. Yang perlu kita sadari bahwa, peristiwa kematian itu akan dialami semua orang, namun ketika panggilan itu datang, tidak semuanya dapat menerima kenyataan ini.
Bagaimana dengan kita?
Sebaiknya bersiap-siagalah selalu, siaga dengan hidup utama dan jujur, takut akan Allah dan menjauhi kedurhakaan. Bersiap-siagalah karena kita tidak mengetahui kapan Tuhan akan datang, memanggil kita. Dengan berjaga-jaga, kita akan menjadi seperti hamba-hamba yang didapati berjaga-jaga ketika tuannya datang. Karena kita siap siaga, Tuhan Allah juga akan senang/lega hati-Nya. Kita akan dipanggil, tidak supaya melayani, tapi malah diajak duduk makan dan berpesta di surga abadi. Semoga. (FX. Mgn)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar