Kerahiman Allah dalam diri Yesus mengalir deras dalam jiwa penjahat yang berbahagia itu.
2 Kor 4:14-5:1;
Mzm 130:1-2. 4. 5-6a. 6-7. 8;
Lk 23:33. 39-43
Kematian merupakan saat yang pasti dan dialami oleh setiap orang. Apa pun usaha kita, juga dokter dan tabib untuk mempertahankan nyawa saudara-saudara kita bahkan yang paling kita kasihi, kalau sudah saatnya akan berpulang ke hadirat Tuhan. Maut memberi kenyataan bahwa hidup mempunyai keterbatasan. Hidup kita mempunyai awal dan mempunyai akhir.
Namun demikian bagi orang kristiani tidaklah sendirian menghadapi kematian itu. Kematian merupakan awal kehidupan baru, karena orang kristiani mempunyai kekuatan khusus, yaitu Kristus. Allah yang telah membangkitkan Tuhan Yesus akan membangkitkan kita juga bersama-sama dengan Yesus. (2 Kor 4:14). Allah telah menyediakan kediaman di surga bagi kita, tempat kediaman kekal yang bukan buatan tangan manusia. (2 Kor 5:1).
Dan Kristus sendiri berjanji akan membawa ke surga bagi yang percaya dan mau bertobat. Seperti dalam Injil dikatakan seorang penjahat yang bertobat dan percaya kepada Yesus, memohon: “Yesus ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.” Maka pada saat itu juga Yesus berkata: “Sekarang juga kamu akan bersama Aku di Firdaus.” (Luk 23:43).
Yesus tidak hanya mengingat penjahat itu, tapi membawa serta orang tersebut ke dalam firdaus hari ini! Dialah orang yang pertama kali memasuki Firdaus bersama Yesus. Ungkapan si penjahat: ”Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah." (Luk 23:41). Ini merupakan kesadaran diri sebagai yang salah tanpa pembenaran diri, berhati remuk redam, dan berharap akan belas kasih Allah. Itulah yang membuat Kerahiman Allah dalam diri Yesus mengalir deras dalam jiwa penjahat yang berbahagia itu.
Pertobatan penjahat tadi mengingatkan kita, bahwa kita pun harus bertobat. Pertobatan membawa kita kembali kepada Yesus. Pertobatan membawa kita ke suatu suasana damai dan bahagia bersama-sama dengan Yesus di surga.
Bagi mereka yang telah mendahului kita.
Bagi mereka yang sudah meninggal dan sudah diterima Tuhan, kita percaya bahwa mereka akan menikmati kerajaan abadi di surga yang diliputi suasana gembira dan bahagia. Dan kita percaya, bahwa mereka juga bisa menjadi pengantara doa-doa kita yang masih di dunia ini.
Di sisi lain bagi mereka yang belum diterima Tuhan dan masih menunggu pemurnian jiwanya di api pencucian, menjadi kewajiban kita yang masih di dunia ini mendoakan mereka mohon belas kasih Allah.
Maka pada peringatan semua arwah orang beriman ini, mereka yang sudah meninggal atau yang sudah mendahului kita: keluarga kita, orang tua, anak, saudara atau kerabat kita akan memperoleh idulgensi penuh, kalau kita doakan setiap hari selama peringatan arwah beriman mulai tanggal 2 s/d 8 November. Selanjutnya, kalau kita doakan pada hari-hari lain akan memperoleh idulgensi sebagian.
Pada saat yang sama sudah menjadi tradisi, kita juga bisa berziarah makam leluhur dan membersihkan makamnya serta berdoa bagi mereka. Karena kita percaya persahabatan kita dengan yang meninggal tidak berhenti pada mereka ketika masih hidup di dunia, tetapi berlanjut pada kehidupan lain atau kehidupan baru di akhirat. Itulah sebabnya Gereja percaya akan “persekutuan orang kudus.” (FX. Mgn)
Rabu, 28 Oktober 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar