MG BIASA XXXIII/B
Dan 12:1-3; Ibr 10:11-14; Mrk 13:24-32
Peringatan yang disampaikan Yesus tentang datangnya akhir zaman yang ditandai dengan siksaan-siksaan dan perubahan alam, banyak yang menanggapi dengan membuat ramalan-ramalan kapan akan terjadi, namun belum pernah satupun ramalan itu terbukti.
Kita percaya, bahwa dunia ini akan berakhir. Kapan datangnya semua orang tidak tahu, Putra Manusia pun tidak tahu, hanya Bapa sendiri yang tahu.
Memang kalau kita memperhatikan bacaan pertama hari ini, akhir zaman digambarkan sebagai saat penghakiman. Demikian pula Sabda Yesus dalam Injil menyebut gejala-gejala alam yang akan menyertai datangnya akhir dunia, sangat mengejutkan dan menakutkan. Apa yang disampaikan Yesus bisa membuat ketegangan dan kegelisahan hati. Hal ini ada kesan bahwa penghakiman terakhir akan segera tiba.
Di balik gambaran yang menakutkan itu, Yesus sebenarnya mau berpesan kepada para murid dan kita semua sebagai pengikut-Nya supaya berjaga-jaga dan penuh pengharapan. Bila saat itu tiba, agar kita siap dan dengan ikhlas meninggalkan segala-galanya untuk ikut bersama-Nya.
Bagaimana mempersiapkan hal itu?
Masalah akhir zaman, sebaiknya kita tidak perlu memikirkan kapan itu terjadi. Yang perlu bagaimana kita mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Setiap hari merupakan hari yang kita siapkan, kita rencanakan, kita isi dalam Tuhan. Jika kita selalu mengikuti kehendak-Nya dan menjalankan Sabda Allah dengan penuh iman adalah merupakan persiapan menyongsong datangnya akhir zaman. Dengan membuat niat untuk terus-menerus bertobat, memperbaiki diri, mendekatkan diri kepada Tuhan, selalu berdoa dan tekun berbuat baik merupakan sikap berjaga-jaga. Berjaga-jaga dengan penuh pengharapan, karena saat yang akan tiba adalah saat pengampunan dan saat keselamatan.
Dengan mengikuti kehendak-Nya dan mengandalkan Sabda-Nya, kita akan siap memasuki hidup abadi bersama Dia. Seperti pesan-Nya bahwa langit dan bumi akan berlalu tetapi Sabda-Nya tidak akan berlalu. Di samping berjaga-jaga, kita harus yakin dan selalu bersyukur atas belas kasih Allah dalam Yesus Kristus yang selalu mengalir deras dalam diri kita. Inilah sumber pengharapan iman kita. (FX. Mgn).
Rabu, 11 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar