HARI RAYA NATAL
Hari Sabtu, 25 Desember 2010
Yes 52:7-10;
Ibr 1:1-6;
Yoh 1:1-18 (Yoh 1:1-5, 9-14)
Awal mulanya orang melakukan kebiasaan-kebiasaan yang baik. Kebiasaan-kebiasaan baik itu dilakukan terus-menerus kemudian menjadi tradisi, yaitu tradisi merayakan Natal setiap tanggal 25 Desember. Lagu-lagu natal terdengar di mana-mana, terasa sekali suasana hari Natal. Tampak di berbagai tempat dipasang pohon natal, goa natal, dan hiasan-hiasan natal, sehingga tampak wajah-wajah gembira dengan penuh suka cita natal. Suasana semarak ini mencerminkan “Terang yang sesungguhnya menerangi setiap orang, sedang datang ke dunia.”
Hal ini berlawanan dengan kenyataan sesungguhnya, bahwa keadaan masyarakat pada umumnya semakin jauh dari sejahtera. Bayangkan, kemiskinan bukannya turun tetapi malah meningkat, sulitnya lapangan kerja semakin memperparah kemiskinan di daerah pedesaan dan perkotaan. Keadaan ini diperberat lagi oleh musibah dan bencana yang sering terjadi, baik karena faktor alam maupun karena dampak dari kelalaian manusia. Sisi-sisi gelap dalam peradaban masyarakat kita dewasa ini membuat kita semakin membutuhkan Terang yang sesungguhnya itu. Siapakah Terang yang sesungguhnya? Terang yang sesungguhnya, yaitu Yesus Kristus yang telah datang ke dunia, yang menjelma menjadi manusia. Ia, membawa pengharapan sejati bagi umat manusia, walaupun banyak orang menolak Terang itu. Di tengah kegelapan, Terang itu menumbuhkan pengharapan bagi mereka yang menjadi korban ketidak-adilan. Bahkan di tengah bencana pun muncul kepedulian yang justru melampaui batas-batas suku, agama, status sosial dan kelompok apa pun.
Kedatangan Yesus Kristus Sang Terang dunia membawa warta keselamatan dan terang hidup, terangkum dalam Bacaan Injil hari ini, di mana sejak awal Putra Allah bersama dengan Bapa dalam menciptakan segala sesuatu. Allah Putra diutus ke dunia untuk mewartakan kabar sukacita Allah. Memberikan kasih Allah kepada manusia, mencintai manusia. Tetapi, Ia ditolak oleh manusia dan bahkan akhirnya dibunuh oleh umat manusia. Namun, Dia lalu dimuliakan oleh Allah dan hidup bersatu dengan Allah. Manusia yang percaya dan menerima Dia akan mengalami terang-Nya dan memperoleh keselamatan, sedangkan mereka yang menolak tidak diselamatkan.
Warta itu mau menjelaskan kepada kita siapakah Yesus itu bagi kita dan bagaimana kita menerimanya agar memperoleh keselamatan. Dari permenungan sabda ini, bagi kita menjadi suatu refleksi yang baik untuk melihat bagaimana kita berusaha menerima Tuhan yang telah berkenan datang menerangi hidup kita. Apakah kita sudah membuka hati kepada Tuhan yang sudah datang dan tinggal dalam hidup kita serta membawa kita kepada Terang sesungguhnya?
Semoga Peristiwa Natal ini membangkitkan harapan dalam hidup dan sekaligus memanggil kita untuk tetap mengupayakan keadilan dan kesejahteraan semua orang. Berbagi dan bertenggang rasa pada mereka yang miskin dengan tidak berfoya-foya dan boros, agar senyum natal mewarnai hati setiap orang. Mengingat yang kita rayakan adalah peristiwa kelahiran Yesus yang miskin dan papa, jauh dari kemewahan serta kemeriahan. SELAMAT NATAL 2010 DAN TAHUN BARU 2011. (FX. Mgn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar