MINGGU PASKAH VII (A) (Hari Komunikasi Sedunia)
Minggu, 5 Juni 2011
Kis 1:12-14;
1 Ptr 4:13-16;
Yoh 17:1-11a
Pada malam sebelum berpisah Yesus berdoa kepada Bapa, bagi murid-murid-Nya. Ia meminta agar Bapa memperhatikan dan memberikan hal-hal yang paling dibutuhkan bagi mereka. Sebagai pelaku kehendak Bapa dalam doanya diawali dengan doa tentang diri-Nya sendiri, juga sebagai rangkuman seluruh karya-Nya di depan umum. Seluruh doa-Nya merupakan bentuk komunikasi antara Bapa dengan Yesus dan para pengikut-Nya.
Yesus memohon agar Bapa tetap mendampinginya pada hari-hari terakhirnya. Yesus minta kekuatan agar para pengikut-Nya mampu menghadapi penolakan dari pihak orang-orang yang memusuhi mereka. Ia mohon agar tidak dibiarkan sendirian ketika diperlakukan dengan buruk, dipersalahkan, dan bahkan sampai dihukum mati. Perhatian Bapa di dalam penderitaan yang mesti dilalui sampai akhir itulah yang diminta dalam doa agar menunjukkan kepada dunia bahwa Bapa memuliakan Putra.
Dalam mengutarakan permohonannya agar Bapa memuliakan diri-Nya supaya nanti mereka juga dapat memuliakan Bapa. Permintaan itu mengingatkan pada kata-kata "Bapa Kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu.” – "Dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat" yang mengakhiri doa Bapa Kami. Jadi dalam saat-saat terakhir bersama murid-murid-Nya itu Yesus mengucapkan doa dengan sikap batin yang sudah sejak lama diajarkannya kepada mereka. Yesus mengajarkannya bukan dengan serangkaian penjelasan melainkan dengan doa dan mengikutsertakan mereka dalam pengalamannya sendiri. Yesus mempersembahkan semua yang dilakukannya sebagai pemenuhan tugas yang diberikan Bapa sendiri kepada diri-Nya sejak awalnya.
Dalam hal ini Yesus ingin menunjukkan kepada dunia betapa Ia tak segan-segan mendekati dunia yang telah menyingkiri dan membencinya. Yesus mau memperlihatkan kepada dunia yang masih ada di bawah kuasa gelap bahwa Yang Mahakuasa tidak mundur dan melupakannya. Ia mendatanginya dan membawanya kembali di jalan benar menuju terang yang memberi hidup, dengan pengorbanan apapun. Yesus memperlihatkan kebesaran dirinya dalam penderitaan nanti. Ini semua perlu terjadi agar dunia tertebus dari kekuatan-kekuatan jahat.
Dalam hal ini Yesus ingin menunjukkan kepada dunia betapa Ia tak segan-segan mendekati dunia yang telah menyingkiri dan membencinya. Yesus mau memperlihatkan kepada dunia yang masih ada di bawah kuasa gelap bahwa Yang Mahakuasa tidak mundur dan melupakannya. Ia mendatanginya dan membawanya kembali di jalan benar menuju terang yang memberi hidup, dengan pengorbanan apapun. Yesus memperlihatkan kebesaran dirinya dalam penderitaan nanti. Ini semua perlu terjadi agar dunia tertebus dari kekuatan-kekuatan jahat.
Para murid yang mendengarkan doanya merasakan keakrabannya dengan Yang Mahakuasa yang sudah beberapa lama diperkenalkannya sebagai Bapa. Bagi para murid yang adalah kelompok para rasul dan para perempuan dalam bacaan pertama tadi, merupakan komunitas orang-orang pertama menerima Yesus yang bangkit. Mereka ikut merasakan betapa dekatnya Yesus dengan Bapanya itu merupakan pengalaman rohani yang menguatkan imannya. Walau hidup di lingkungan yang tidak selalu menerima dan bahkan memusuhi, mereka akan dikuatkan oleh Roh Kudus.
Bagaimana dengan kita?
Doa Yesus bagi para murid juga berlaku bagi kita yang sudah menjadi milik-Nya dan menjadi satu dengan Dia sebagai pengikut-Nya. Seluruh doa Yesus merupakan bentuk komunikasi antara Bapa dengan Yesus dan para pengikut-Nya. Semoga pada Hari Komunikasi Sedunia ini mengingatkan kita bahwa Yesus tidak akan meninggalkan kita sendirian tetapi akan menyertai sampai akhir zaman. Sebagai pengikut-Nya tetap dipelihara, maka Yesus meminta kita agar selalu berdoa kepada-Nya. (FX. Mgn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar