MINGGU BIASA XV (A)
Minggu, 10 Juli 2011
Minggu, 10 Juli 2011
Yes 55:10-11;
Rm 8:18-23;
Mat 13:1-9
Perumpamaan biji yang ditabur dan jatuh di tempat yang tepat akan tumbuh subur, tetapi bila jatuh di tempat yang tidak tepat akan gagal tumbuh dan tidak berkembang. Dalam hal ini Yesus hanya ingin mengatakan bahwa orang-orang yang menjadi pengikut-Nya bisa bermacam-macam dalam menerima dan mengembangkan sabda Allah dalam hidupnya. Setiap hari banyak yang mendengarkan sabda Allah, membaca Kitab Suci, bahkan mendiskusikan dengan teman-teman, tetapi ketika kecemasan melanda hidupnya lalu lari dari sabda Allah.
Ketika saya masih suka marah dengan istri dan anak-anak, hanya karena persoalan sepele; dan ketika saya malas ke gereja, serta ketika saya menghindar dari tugas, itu sama dengan perumpamaan yang disampaikan Yesus bahwa biji yang ditabur dan jatuh di pinggir jalan lalu dimakan burung. Dan yang jatuh di tempat berbatu-batu kemudian mati kering karena tanahnya sedikit.
Ketika saya pergi ke gereja tetapi kalau ditanya orang: “Mau ke mana pak?” Saya mengatakan, “Mau jalan-jalan, shopping.” Sama dengan perumpamaan benih yang ditabur dan jatuh di semak duri, lalu mati karena kalah dengan himpitan semak belukar yang makin besar. Hal demikian menunjukkan bahwa saya larut dan terpengaruh oleh kehidupan sekitar yang tidak mencerminkan sebagai orang Katolik.
Tetapi kalau benih itu jatuh di tanah yang subur lalu berbuah banyak, itu menggambarkan bahwa sebagai pengikut Kristus tetap setia dan taat serta tidak takut walau sebagai minoritas. Orang seperti itu bertanggungjawab terhadap kehidupan imannya. Mau hidup sederhana, menjauhi hal-hal yang tidak dikehendaki Tuhan dan tetap mempertahankan imannya walau menghadapi banyak tantangan.
Dalam Injil hari ini bisa ditarik kesimpulan bahwa manusia harus bertanggungjawab terhadap iman yang telah diterimanya dari Tuhan. Ajakan, “Siapa bertelinga, hendaknya ia mendengarkan”, tetap terbuka untuk semua orang yang percaya dan ingin memperoleh kehidupan kekal. Dengan membuka hati dan telinga lebar-lebar akan sabda Tuhan kita semua berharap mampu menumbuhkan benih iman dan kerinduan untuk dekat dengan Gereja, dekat dengan sesama hidup dalam masyarakat. Dekatnya kita dengan masyarakat dan dekatnya kita dengan Gereja, akan menciptakan tanah yang subur bagi tumbuhnya benih yang ditabur Allah pada kehidupan manusia.
Mungkin dalam menjalani kehidupan ini ada kegagalan-kegagalan tetapi kalau kita selalu mendengarkan sabda Allah dan tetap berharap kepada-Nya, niscaya semua usaha dan doa kita akan menjadi berkat bagi kita sendiri dan sesama. (FX. Mgn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar