”KAMU ADALAH SAKSI DARI SEMUANYA INI”
Kis 3:13-15;
1Yoh 2:1-5;
Luk 24:35-48
Seorang ibu terbaring di rumah sakit. Semua tetangga mengunjunginya termasuk tukang ojek dan tukang becak pun datang. Pastor juga datang memberi semangat dan mendoakan agar cepat sembuh. Kenapa kok tukang ojek dan tukang becak juga mau datang mengunjunginya? ”Ibu itu sangat dekat dengan kami. Bila naik ojek atau naik becak ibu itu menanyakan keluarga kami, apakah sehat-sehat dan anak-anak apakah sudah pada sekolah dst. Bahkan ketika kami kesulitan dia mau datang membantu tanpa diminta”.
Seorang bapak kehilangan barang karena dicuri orang, tetapi dengan ”legawa” ia mengatakan bahwa, ”Tidak apa-apa karena saya sudah lama memakainya dan sudah saya bayar lunas ketika saya membelinya.” Suatu saat ketahuan yang mengambil barangnya, namun bapak itu malah memaafkan, ”Biarlah dia mengambil, ia mungkin terpaksa dan terdesak karena kebutuhan. Tidak apa, saya sendiri hidup karena pengampunan Tuhan, maka wajarlah kalau saya sedikit belajar mengampuni kesalahan orang lain.” Dua orang, yaitu seorang ibu dan seorang bapak tadi dengan cara sederhana mencoba melaksanakan semangat Tuhan, yaitu mencintai dan mengampuni sesamanya dengan tidak memandang orang.
Semangat Injil minggu ini menunjukkan bahwa Yesus mencintai dan mengampuni semua orang sampai wafat di kayu salib, dan pada hari ketiga Ia bangkit dari antara orang mati. Kebangkitan-Nya membuka hati dan kepercayaan para murid bahwa Dia sungguh hadir di tengah mereka. Ia membuka hati mereka akan rahasia kedatangan-Nya, bahwa Mesias harus menderita dan mati untuk pengampunan dosa manusia. Hal ini menjadi lebih jelas bagi murid-murid-Nya ketika mereka sedang membicarakan pengenalannya dengan Yesus, yaitu saat memecah-mecahkan roti serta membagi-bagikan-Nya, lalu Ia lenyap dari pandangan mereka. Namun di saat mereka ”bengong” tiba-tiba mereka dikejutkan dengan kehadiran Yesus yang tidak disangka-sangka, ”Salam damai bagimu”. Salam dari Yesus itu menyejukkan hati mereka. Yesus minta makan ikan goreng agar tidak dikira hantu. Dia juga menunjukkan bekas-bekas luka-Nya supaya mereka percaya bahwa Ia benar-benar hadir menguatkan hati mereka. Setelah itu mereka mulai terbuka matanya dan mulai saat itu mereka lebih mantap lagi bahwa Yesus Tuhan sungguh bangkit. Mereka diminta Tuhan menjadi saksi atas peristiwa itu. ”Kamu adalah saksi dari semuanya ini.” Peristiwa itu merupakan titik awal perdamaian antara manusia dan Allah. Maka Yesus menginginkan pertobatan dan pengampunan itu diwartakan dari Yerusalem sampai ke seluruh dunia.
Kita semua yang telah menjadi murid-Nya juga diminta sebagai saksi atas kebangkitan Tuhan. Menjadi saksi pertobatan dan pengampunan. Menyaksikan dan menyatakan bahwa sungguh Tuhan datang untuk mengampuni dosa manusia, sehingga manusia dapat berhubungan lebih baik lagi dengan Allah dan sesama. Dengan diampuni segala dosa kita, berarti kita telah diselamatkan.
Bagaimana sikap hidup kita?
Marilah belajar hidup berdamai dengan Allah dan sesama sebagai wujud bahwa kita menjadi saksi kebangkitan Yesus yang membawa pengampunan dan keselamatan bagi umat manusia. Hidup dalam kedamaian dengan Allah, bila hidup kita sehari-hari nampak hidup dengan damai dengan sesama. Karena cinta kepada Allah hanyalah kentara bila kita juga mencintai sesama, seperti hidup seorang ibu dan seorang bapak di atas tadi. (FX. Mgn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar