MENJALANI HIDUP DENGAN KASIH AGAR DEKAT DENGAN KERAJAAN ALLAH
Ul 6:2-6;
Ibr 7:23-28;
Mrk 12:28b-34
Seringkali
kita membaca tulisan yang ditempel di muka umum, misalnya, ”Taatillah peraturan
lalu lintas di jalan raya.” ”Harap antri dengan tertib”. ”Jagalah kebersihan”
”Dilarang merokok” Semua yang dipasang
itu ditujukan kepada kita dalam melakukan aktifitas bersama di tempat umum.
Namun
menjadi keprihatinan kita bersama karena semua pengumuman yang dipsang itu
belum dipatuhi atau masih dilanggar, karena tidak paham atau memang masa bodoh.
Lalu menjadi pertanyaan bagi kita, apa yang harus kita lakukan dengan aturan
dan hukum yang sudah ada? Perlukah ada pembaruan hukum yang lebih tegas dan
menjadi hukum utama?
Pertanyaan
yang sama juga ada seperti pada Injil hari ini. Orang Farisi prihatin akan
penghayatan hukum, lalu bertanya kepada Yesus, hukum mana yang paling utama dan yang paling penting?
Sebab hukum agama Yahudi mempunyai ratusan aturan. Maklum, ada 613 hukum, 365 di antaranya ialah
larangan dan yang 248 perintah.
Yesus tahu bahwa ahli Taurat bermaksud menjajaki
pengetahuan keagamaannya. Yesus menjawab dengan mengutip Ul 6:4-5 bahwa
perintah yang terutama dan yang pertama ialah "Kasihilah Tuhan, Allahmu,
dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu
dan dengan segenap kekuatanmu!". Kemudian, dengan merujuk pada Im 19:18,
ditegaskannya bahwa perintah yang kedua ialah "Kasihilah sesamamu manusia
seperti dirimu sendiri!" Ditandaskannya pula, tak ada perintah lain yang
lebih utama dari pada kedua perintah itu.
Bagaimana
dengan kita?
Sebagai
pengikut-Nya kita harus hidup menuruti kehendak-Nya dan menaati perintah-Nya. Sebab sudah
sejak dari zaman dahulu, sekarang pun orang banyak ditentukan oleh peraturan
dan hukum. Oleh karena itu, perintah manakah yang utama
yang harus kita lakukan? Dalam Injil sudah ditampilkan dengan jelas dasar hukum
bagi segala pertaturan dan hukum, yakni hubungan kasih dengan Allah dan
manusia. Hubungan baik dengan Allah terwujud dalam hubungan baik
dengan sesama. Dengan menjalin hubungan baik dengan Allah dan sesama akan
terjadi keselarasan seperti yang diharapkan Yesus tadi, yaitu mencintai Allah dan sesama.
Untuk
itulah, kembali pada pertanyaan diatas apa yang harus kita lakukan dalam
mengatasi ketidaktaatan hukum dan aturan dalam ketertiban umum? Jawabnya, untuk
meningkatkan ketertiban umum dan kenyamanan hidup bersama memang tidak ada jalan lain, kita harus mengikuti
aturan dan hukum yang tadinya berawal dari kesepakatan-kesepakatan yang kita
bangun dan kemudian disetujui bersama sebagai wujud kasih.
Semoga
kita mampu menjalani kehidupan ini dengan sungguh-sungguh mewujudkan kasih
seperti sabda Yesus, agar kita tidak
jauh dari kerajaan Allah. ( FX. Mgn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar