MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DENGAN BERJAGA-JAGA DAN
BERDOA
Yer
33:14-16;
1 Tes
3:12 – 4:2;
Luk
21:25-28.34-36
Minggu lalu merupakan Minggu Terakhir Tahun
Liturgi Gereja, dan mulai minggu ini kita memasuki Tahun Liturgi yang baru atau
”Tahun Baru Gereja”. Pada tanggal 25 Desember nanti kita merayakan kelahiran
Kristus yang telah hadir duaribu tahun lalu dalam hati kita. Kita diminta untuk
menyongsong dan menyemarakkan kedatangan-Nya mulai minggu ini selama 4 minggu. Masa
persiapan itu kita kenal sebagai Masa Adven atau masa ”Kedatangan”. Kita menantikan
kedatangan Tuhan. Dalam Masa Adven pertama ini merupakan masa penantian dan
merenungkan misteri kedatangan mulia Sang Kristus pada akhir zaman.
Tanda-tanda kedatangan-Nya digambarkan,
sebagai hari yang menakutkan, alam semesta akan bergoncang dan membuat manusia
mati ketakutan. Tetapi penginjil Lukas memberikan harapan baru: Pada saat itu
juga orang "akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala
kekuasaan dan kemuliaan-Nya" “Jika semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah,
angkatlah mukamu, sebab pembebasanmu sudah dekat.” Hal ini mendorong kita untuk
selalu berpengharapan dengan bersiap siaga menyambut kedatangan-Nya.
Bagaimana persiapan kita?
Bagi kita kedatangan Tuhan tidak harus
membuat kita takut dan cemas, tetapi kita sambut dengan suka cita dan siap
siaga. Dengan sukacita bukan berarti harus dengan pesta pora atau
mabuk-mabukan, tetapi kita sambut dengan iman dan harapan. Dalam kegembiraan
menyambut kedatangan Tuhan tidak menekankan pentingnya persiapan hal-hal
materi, tetapi lebih persiapan hati dan iman. Seperti dalam Injil hari ini
diungkapkan dengan tegas, “Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh
pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi, dan supaya hari
Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat.” Tetapi
berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu tahan berdiri di hadapan
Anak Manusia. Demikian juga dalam bacaan kedua, Paulus menegaskan pentingnya
kita hidup tidak bercacat dan kudus pada waktu kedatangan Tuhan kita.
Lalu langkah apa yang tepat dalam
menyambut kedatangan-Nya pada masa adven pertama ini, agar hidup kita berkenan
kepada Allah? Menjalani kehidupan sehari-hari seperti biasa dengan siap siaga,
menanti dengan gembira, optimisme dalam pengharapan, sikap tobat dan berpaling
kepada Allah. Bertobat artinya, menata hati dan pikiran, perkataan dan
perbuatan serta menerima Yesus sebagai Juru Selamat kita. Dengan demikian pesan
kedatangan-Nya bukan sebagai malapetaka dan bencana melainkan sebagai berkat.
Sebab kedatangan-Nya bukan mau menghakimi tetapi sebagai Penyelamat. Ia datang
untuk menunjukkan kepada kita bahwa Allah mencintai manusia dan menginginkan
manusia selamat.
Untuk itu marilah kita berdiri di
hadapan Anak Manusia dan tidak takut apa-apa dengan membuka hati untuk
keselamatan yang ditawarkan Tuhan. Keterbukaaan hati yang memungkinkan Tuhan
diterima dan didengarkan. Keterbukaan hati itulah juga yang memungkinkan kita
berkomunikasi dengan Allah, dan hidup dengan pengharapan bukan dengan ketakutan
dan kecemasan dalam Yesus Kristus sebagai pribadi pembaharu peradaban manusia. (FX.Mgn).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar