RABU ABU
Rabu, 9 Maret 2011
Yl 2:12-18;
2 Kor 5:20. 6:2;
Mat 6:1-6. 16-18
Mulai hari Rabu ini kita memasuki masa prapaskah, di mana kita semua mempersiapkan diri menyambut perayaan wafat dan kebangkitan Tuhan Yesus. Pada hari Rabu ini sering kita namai Hari Rabu Abu, di mana kita menerima tanda abu di dahi kita atau taburan abu pada kepala kita, sebagai tanda bahwa kita berasal dari abu dan nantinya akan kembali kepada abu.
Rabu Abu sebagai awal masa prapaskah, umat Katolik wajib berpuasa dan berpantang pada Rabu Abu dan Jumat Agung. Puasa berarti hanya makan kenyang satu kali sedangkan selebihnya makan sedikit sebanyak dua kali. Mereka yang berusia di bawah 18 tahun dan di atas 60 tahun hanya wajib berpantang dan biasanya pantang daging, pantang merokok, pantang jajan, pantang marah dst.
Masa prapaskah boleh juga kita sebut masa pengubahan diri menuju yang lebih baik. Masa untuk lebih mengarahkan hidup kita ke arah tindakan yang penuh kebajikan. Mulai berdisiplin diri dan berdamai dengan Tuhan, sesama dan diri sendiri. Masa untuk menempa diri dan mengarahkan diri pada kebaikan dengan ditandai pantang dan puasa. Pantang dan puasa sebagai tanda kita mau mengekang diri dari keinginan yang tidak teratur, sekaligus sebagai tanda bahwa kita sungguh menguasai diri kita. Bukan nafsu kita yang mengatur diri kita.
Dalam masa puasa ini merupakan saat yang tepat untuk berefleksi diri. Kita sebagai orang beriman bertanya pada diri sendiri: apa yang telah kita kerjakan dan apa yang masih perlu kita tingkatkan sebagai seorang beriman. Maka dalam masa puasa ini juga merupakan saat yang tepat untuk melihat kedosaan, kekurangan dan juga kelemahan yang mengganggu perjalanan hidup kita yang lalu. Sehingga kita dapat memperbaiki agar lebih maju. Itulah sebabnya pada masa ini juga disebut masa bertobat, yang berarti bangun dari kedosaan dan mulai membangun hidup baru selaras dengan iman akan Yesus Kristus. Dari situ pula Gereja mengajak kita semua pada masa puasa ini untuk bertobat dan berefleksi diri kembali ke jalan Allah.
Seperti dalam Injil hari ini Yesus dengan sederhana mengajak kita agar melakukan suatu tindakan yang baik dengan tujuan bukan sekedar biar dilihat orang atau dipuji orang, tetapi dalam berpuasa, berdoa ataupun berderma karena ingin memuliakan Tuhan dan membantu sesama yang membutuhkan.
Marilah kita memasuki masa prapaskah ini dengan penuh penyerahan diri kepada Tuhan dengan saling mendukung dan mendoakan. (FX. Mgn)
Terima kasih Romo. Tq buat tulisannya, sehingga kita bisa bca dan mengerti lebih baik tentang arti puasa dan pantang. Keep Writing
BalasHapus