MG BIASA XXIII/A
Ams 31:10-13.19-20.30-31; 1 Tes 5:1-6;
Mat 25:14-30
Semua orang menghendaki hidup di dunia ini bahagia dan di surga kelak pun bahagia. Lalu seperti apa surga itu, dan bagaimana sikap kita?
Kerajaan surga yang digambarkan dalam Injil tadi seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang mempercayakan hartanya kepada hamba-hambanya. Ada yang diberi lima talenta, ada yang dua talenta dan ada yang satu talenta sesuai dengan kesanggupannya. Semua harus mempertanggung jawabkan semua talenta yang diberikan.
Talenta yang berbeda-beda.
Dalam kehidupan sehari-hari kita dianugerahi talenta oleh Tuhan berbeda-beda. Misalnya kita tidak mempunyai ijazah sarjana atau semacamnya, tetapi dinaugerahi badan yang kuat untuk bekerja. Atau diberi naluri yang tajam untuk berbisnis, atau kemampuan untuk berdagang.
Memandang rendah/membandingkan.
Persoalannya ialah kita sering terjebak untuk membandingkan talenta kita dengan yang lain dan ingin mempunyai talenta yang dimiliki orang lain. Akibatnya kita jatuh pada rasa iri dan memandang rendah talenta yang kita miliki.
Sikap memandang rendah akan talenta yang kita miliki membuat kita tidak mampu melihat karunia Allah. Dengan demikian, kita tidak pernah bahagia. Sebab, kebahagiaan itu terkait erat degan kesediaan kita menggunakan dan mengembangkan talenta kita.
Bersyukur dan pasrah.
Seorang petani mengalami kebahagiaan karena menggarap tanahnya dengan ilmu yang dimilikinya. Seorang sopir angkot selalu selalu capek tetapi merasa bahagia karena percaya bahwa ia telah melakukan yang terbaik untuk keluarganya. Seorang guru merasa bahagia karena bisa membuat murid-muridnya pandai, bahkan bisa menjadi orang besar dan terkenal. Dst.
Banyak orang yang merasa memiliki “sedikit” talenta, tetapi mensyukuri dan menggunakan serta mengembangkannya dengan rajin. Mereka justru dikelilingi oleh kebahagiaan ketimbang mereka yang mempunyai banyak talenta tetapi tidak pernah mensyukuri yang dimilikinya.
Mempertanggungjawabkan.
Hari ini Tuhan Yesus mengingatkan kita tentang tanggung jawab kita. Apakah kita sudah menggunakan dengan baik talenta yang dipercayakan Tuhan kepada kita? Andaikata dalam hidup ini kita hanya mengeluh karena kita tidak mempunyai sesuatu atau karena kita tidak mengalami perubahan, bisa jadi semuanya ini karena kita tidak mensyukuri dan menggunakan pemberian Allah dengan baik.
Marilah kita mensyukuri anugerah Allah berupa talenta yang kita miliki, dengan mengembangkannya dalam hidup kita sebagai persiapan hidup kita yang akan datang, yaitu berbahagia bersama Allah di surga. (FX. Mgn)
Jumat, 10 Juli 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar