"TERGERAK HATINYA OLEH
BELASKASIHAN”
Yer23:1-6;
Ef
213-18;
Mrk
630-34
Seorang anak TK
atau kelas I mau masuk sekolah untuk pertama kalinya ada perasaan takut, lalu
orang tuanya membimbing dan berjalan di depan sambil menggandengnya. Bahkan ada
seorang ibu terpaksa ikut duduk di kelas disamping anaknya selama hari pertama
masuk sekolah, dan anak itu merasa aman dan tidak takut. Pada hari berikutnya
anak itu sudah berani masuk kelas sendiri dan tidak perlu didampingi orang
tuanya lagi.
Seorang pastor yang baru ditugaskan di
paroki juga manghadapi kesibukan dan kerepotan menggembalakan umatnya karena
saking banyaknya masalah yang harus ”dibenahi”. Hal ini membuat pastor tersebut
kelelahan bahkan sampai jatuh sakit. Demikian juga dalam Injil hari ini Yesus
pun tidak sempat istirahat karena saking banyaknya orang yang datang dari semua
kota, sehingga makan pun tidak sempat.
Seorang ibu yang mendampingi anaknya dan
seorang pastor yang menggembalakan umatnya di paroki ibarat seorang penggembala
kawanan domba. Seorang gembala domba yang adalah juga seorang pemimpin selalu
berada di depan untuk menunjukkan jalan, karena ia lebih tahu jalan yang aman.
Ini bisa dimengerti karena gembala selalu harus mencari padang rumput, agar
domba-dombanya dapat makan yang cukup. Seorang gembala juga siap menghadapi
serigala yang tiba-tiba menyerang kawanannya. Itulah sebabnya Kitab Suci
menggambarkan Allah sebagai Gembala yang baik yang menjaga kita dan membawa ke
padang rumput hijau yang bisa menjadi
kekuatan dan perlindungan bagi kita. Ia menuntun kita untuk mngembangkan hidup
kita menjadi lebih baik. Para gembala juga selalu berada bersama kawanannya dan
tidak pernah meninggalkan domba-dombanya, bahkan mnggendong dombanya yang lemah
dan sakit.
Bagaimana
dengan kita?
Berkat pembaptisan yang kita terima kita
pun juga mempunyai tugas untuk menggembalakan kawanan domba agar keselamatan
dapat diterima oleh banyak orang. Itulah sebabnya apakah kita bisa mnjadi
terang dan garam dunia di disekitar
hidup kita? Apakah kita juga tergerak
hati untuk menolong mereka yang kesulitan hidup karena keterbatasannya? Seperti
Yesus yang tergerak hati-Nya karena belas kasihan melihat banyak orang yang
datang seperti domba yang tidak mempunyai gembala.
Marilah kita sebagai awam dalam posisi
kita sesuai dengan panggilan kita masing-masing, entah sebagai kepala keluarga,
entah sebagai pendiddik, sebagai pemimpin umat atau pemimpin masyarakat agar
memiliki hati yang penuh belaskasihan sesuai dengan harapan Yesus yang
menghendaki umat-Nya hidup, bukannya binasa. (FX. Mgn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar