SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BERJUMPA

Selasa, 15 Desember 2009

MARIA MENGUNJUNGI ELISABET

MG ADVEN IV / C
(Minggu, 20 Desember 2009)

Mi 5-2-5a;
Ibr 10:5-10;
Luk 1:39-45

Mengunjungi sahabat, orang tua pada saat libur atau hari raya adalah kesempatan bisa berkumpul bersama dan melepas rindu. Namun kunjungan Bunda Maria ke rumah Elisabet bukan sekedar kesempatan mereka untuk berkumpul atau melepas rindu, tetapi merupakan kunjungan dan perjumpaan dua orang perempuan yang menjadi tonggak sejarah penyelamatan. Karena perjumpaan itu tidak hanya sekedar bertemunya antar kedua wanita itu, tetapi juga merupakan perjumpaan janin yang ada dalam rahim ke dua calon ibu itu. Perjumpaan Maria dan Elisabet merupakan perjumpaan dua pribadi yang sama-sama percaya akan karya Allah dalam diri mereka, akan kasih Allah dalam hidup mereka. Perjumpaan dua pribadi yang sama-sama kepenuhan Roh Kudus. Perjumpaan dua wanita yang sama-sama menantikan bayinya berkat campur tangan Allah sendiri. Kehadiran ke dua janin di dalam rahim kedua wanita itu akan membuat banyak orang bersukacita dan bergembira serta membuat takjub karena terjadi di luar kelaziman. Elisabet istrinya Zakharia, yang sudah dinyatakan mandul akan melahirkan anak laki-laki baginya yang diberi nama Yohanes Pembaptis. Demikian juga perawan Maria tunangan Yusuf harus mengandung dari Roh Kudus juga melahirkan anak laki-laki dan dinamai Yesus. Yohanes Pembaptis mewakili dunia Perjanjian Lama dan satu lagi, Yesus menjadi tanda Perjanjian Baru. Sungguh menarik, keduanya laki-laki pilihan Allah. Lebih menarik lagi kehadiran Maria di rumah Elisabet membuat bayi dalam kandungannya melonjak kegirangan. Tanda penyambutan yang hangat atas kedatangan Juru Selamat yang dijanjikan Allah. Lonjakan bayinya Elisabet menandakan bahwa bayi yang dikandungnya ikut gembira menyambut Yesus yang masih di dalam kandungan Bunda Maria. Bagaimana dengan kita? Dalam penantian terakhir pada minggu adven keempat ini diharapkan dapat membuat kita semua bersukacita dan membuka hati bagi kehadiran Tuhan. Ungkapan syukur akan kehadiran Tuhan dalam diri kita dengan mau melakukan banyak hal yang dinyatakan kepada sesama serta Tuhan sendiri. Suasana hati yang penuh kegembiraan dan suasana hati penuh keakraban. Apakah perjumpaan kita dengan orang lain benar-benar bisa membahagiakan? Tampaknya kegembiraan seperti itu hanya dapat sungguh kita alami, bila dalam penantian ini kita memang percaya akan kedatangan Tuhan, seperti yang diungkapkan Bunda Maria dan Elisabet. Kegembiraaan itu hanya terjadi bila kita sungguh percaya akan kasih dan karya Tuhan dalam hidup kita. Perjumpaan kita dengan Tuhan dalam masa penantian ini menjadi masa yang baik untuk lebih mau bertemu dan berkomunikasi serta menyapa sesama sebagai yang dicintai Tuhan. Masa yang membuat kita selalu percaya dan berharap akan datangnya Tuhan Pembawa Damai Sejahtera. Masa di mana hidup kita merasa bahagia dalam penyertaan dan kasih Tuhan. (FX. Mgn)