SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BERJUMPA

Senin, 16 Agustus 2010

MASUKLAH MELALUI PINTU SEMPIT



MG BIASA XXI (C)
Hari Minggu, 22 Agustus 2010

Yes 66:18-21;
Ibr 12:5-7. 11-13;      
Luk 13:22-30

Dalam perjalanan hidup kita sebagai orang beriman, seringkali berhadapan dengan beberapa pandangan yang berbeda tentang surga dan neraka. Sebagian orang mengatakan bahwa neraka itu sudah tidak ada, karena Allah itu mahakasih. Semua orang akan diampuni dan diselamatkan, kemudian semua orang masuk ke dalam surga. Ada pula yang berpandangan bahwa neraka tetap ada bahkan akan penuh berjejal-jejal karena orang-orang sekarang tidak takut berbuat dosa lagi. Yang terakhir berpandangan Tuhan memang mahakasih tetapi Ia akan mengadili semua orang, yang jahat dan tidak bertobat akan tinggal dilempar ke neraka kemudian yang bertobat masuk surga.
Pandangan mana yang benar sulit dijawab! Karena Yesus sendiri waktu ditanya oleh para murid apakah hanya sedikit yang diselamatkan, Ia tidak mengatakan dengan tegas; sedikit, banyak atau tidak ada yang diselamatkan. Yesus tidak menyebutkan suatu angka atau jumlah, tidak juga mengatakan, ’Banyak atau ’Beberapa orang saja.’ Yesus hanya mengatakan: “Berjuanglah untuk memasuki pintu yang sempit itu.” Lalu ia melanjutkan, “banyak orang berusaha masuk, tetapi tidak bisa.” Kalau memang benar pintu Kerajaan Allah itu sempit dan banyak orang tidak bisa memasukinya, lalu bagaimanakah kita nanti?
Jawaban Yesus mengenai berjuanglah masuk melalui pintu yang sempit menggambarkan betapa sulitnya jalan mengikuti Yesus. Kita yakin jalan itu memang sempit tetapi bisa dimasuki orang. Yesus adalah jalan itu, yang memang sempit. Tetapi kita dapat masuk ke dalam-Nya, asalkan kita terus mau berusaha memasuki pintu itu.

Sebenarnya siapa yang diajak bicara dalam Injil hari ini oleh Yesus, barangkali kita akan bisa mengerti lebih jelas maksud dari perkataan Yesus yang keras itu. Ia berbicara dengan banyak orang Farisi yang merasa bahwa mereka punya jaminan akan selamat. Mereka seolah-olah mempunyai tiket untuk masuk surga, apalagi mereka merasa keturunan Abraham. Sikap terjamin ini membuat banyak orang Farisi lalu terlena dan tidak berusaha hidup menurut ajaran Tuhan lagi. Itulah sebabnya mereka tidak dapat menangkap bahwa Yesus Putra Allah datang di tengah mereka, bahkan mereka menolak-Nya. Maka Yesus berkata: “Pintunya sempit, banyak yang berusaha tapi tidak berhasil.” Bahkan, Yesus menambakan: ’banyak orang dari Timur, dan Barat, dari Utara dan Selatan akan diterima Allah.’ Bukan mereka yang merasa terjamin akan diterima Allah. Dari seluruh penjuru dunia menerima Yesus dan percaya kepada kasih Allah lewat Yesus Kristus. Orang-orang Yahudi menolak Sang Juru Selamat, tetapi orang-orang lain datang kepada-Nya dan diselamatkan. Itu pula yang sudah dinubuatkan Nabi Yesaya dalam bacaan pertama tadi. Segala bangsa akan datang melihat kemuliaan Tuhan.
Pada masa kini, kita juga bisa jatuh dalam kesempitan pandangan seperti orang Israel. Kita merasa sebagai kelompok yang telah dipilih Allah. Di luar Gereja orang tidak diselamatkan. Pandangan ini dapat menyesatkan. Seringkali kita beranggapan yang penting sudah percaya pada Yesus, sudah dibaptis, sudah menjadi pengikut-Nya pasti akan selamat. Pendapat demikian sama dengan orang-orang Yahudi yang menyombongkan diri dan beranggapan bahwa hanya merekalah bangsa pilihan Allah. Tidak menyadari bahwa siapa pun yang bertobat akan diterima, baik asing maupun Yahudi.

Pesan Injil hari ini merupakan peringatan keras bagi kita, agar yang sudah menjadi pengikut-Nya tidak terlena. Keselamatan Yesus Kristus berlaku untuk semua orang. Gereja adalah tanda dan sarana keselamatan. Sebagai tanda, Gereja harus menerangi dunia. Gereja tidak boleh berpandangan sempit dan tertutup. Karena itu Gereja harus membuka diri bagi dunia. Bukankah Yesus mengharuskan kita menjadi garam dunia? Kita adalah anggota Gereja Kristus, hendaknya menjadi tanda keselamatan bagi semua orang. (FX. Mgn)