SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BERJUMPA

Senin, 18 Juni 2012

HR RY KELAHIRAN YOHANES PEMBAPTIS Minggu, 24 Juni 2012


"MENJADI APAKAH ANAK INI NANTI?”

Yes 49;1-6;
Kis 13:22-26;
Luk 1:57-66.80

      Seringkali kita mendengar bahwa ada bayi yang lahir dengan bobot melebihi bayi pada umumnya. Dan ada lagi bayi yang lahir setelah dikandung ibunya lebih dua belas bulan. Pada umumnya bayi akan lahir setelah dikandung ibunya selama sembilan bulan sepuluh hari. Kenapa bayi itu masih krasan tinggal dalam rahim ibunya? Bayi-bayi demikan sering kita sebut bayi ajaib atau bayi luar biasa. Lalu timbul pertanyaaan, ”Mau jadi apa anak itu kalau sudah besar nantinya?”
Sama seperti kelahiran Yohanes Pembaptis yang luar biasa, karena ia dilahirkan oleh seorang ibu yang usianya sudah lanjut dan sudah dinyatakan tidak mungkin bisa melahirkan bayi.  Masyarakat sekitar pada waktu itu memandang dan menyebut Elisabet ibunya, sebagai seorang wanita yang mandul. Namun kemudian masyarakat menjadi keheran-heranan ketika melihat Elisabet mengandung, dan melahirkan seorang bayi. Ayahnya sendiri (Zakharias) tidak percaya ketika menerima berita dari malaikat Gabriel, bahwa istrinya akan mengandung. Maka oleh malaikat Gabriel dibuat menjadi bisu sampai anaknya lahir baru bisa berkata-kata lagi.
Dan ketika Yohanes lahir semua orang yang mendengarnya bersukaria, lebih-lebih kedua orang tuanya, sebab Allah berkenan menunjukkan rahmat-Nya yang besar. Tepat sekali pertanyaan orang waktu itu, “Menjadi apakah anak ini nanti?
Semua orang mulai mengerti dan memandang luarbiasa si anak itu setelah dewasa dan berkarya. Yohanes memperoleh tugas yang luhur, yaitu mempersiapkan dunia akan kedatangan Penebusnya. Tugas itu tidak mudah, tetapi Yohanes telah melaksanakannya dengan mempertaruhkan seluruh pribadinya. Yohanes tidak sombong, ia rendah hati. Ketika yang dinanti-nantikan sudah datang, maka ia harus mengundurkan diri, tetapi bukan secara konyol, melainkan sebagai saksi kebenaran keadilan. “Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa dari padaku akan datang dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak….

Bagaimana dengan kita?
Berbeda dengan kita, seringkali kita suka menonjolkan kemampuan dan kelebihan kita. “Itu semua karena ide saya, dan merupakan usulan saya serta berkat perjuangan saya.” Apa yang bisa kita petik dari peristiwa kelahiran Yohanes Pembaptis ini? Inilah rahasia iman paling besar bagi orang yang percaya dan berharap kepada-Nya. Akal budi kita tak sanggup mengerti kejadian ini, hanya iman yang bisa menyelaminya. Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah. Kisah kelahiran Yohanes Pembaptis hari ini menyadarkan kita untuk melihat peristiwa kelahiran dari sisi iman. Logika iman selalu mengantar kita untuk memandang segala peristiwa dari sisi kebesaran kasih dan rahmat Allah.
Ketika kita semua mempunyai anak, apakah kita tahu anak-anak kita akan menjadi apa? Hanya Tuhan yang tahu! Kita hanyalah jadi sarana Allah untuk mewujudkan rencana terbaik-Nya. Lalu apakah hanya pasrah dan membiarkan anak kita tanpa perhatian dan bimbingan kita? Kita bertanggungjawab membesarkan dan mendidik anak kita secara baik. Tentu bukan saja kebutuhan materiil, tetapi terutama kebutuhan mereka untuk diperhatikan dan dicintai serta dihargai.
Satu hal yang terbaik yang perlu diberikan orang tua kepada anak-anak kita, yakni iman; menanamkan iman dalam diri anak-anak sejak dini itu menjadi tanggungjawab orang tua. Dan tidak kurang pentingnya, ketika datang waktunya nanti di mana kemampuan kita mulai menurun, dari situ kita harus sadar bahwa kendali kepemimpinan diteruskan oleh anak-anak kita. Kemudian mereka ganti memimpin dan menopang kita.
Semoga perayaan kelahiran Yohanes Pembaptis hari ini menjadi dasar dan landasan dalam mengantarkan anak-anak kita agar mampu mengembangkan imannya dan mampu menghayati hidup baik di mata Tuhan dan sesama. (FX. Mgn)