SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BERJUMPA

Senin, 03 Desember 2012

MINGGU ADVEN II (C) Minggu 9 Des 2012

MENYONGSONG KEDATANGAN TUHAN DENGAN BERTOBAT DAN MENATA DIRI
Bar 5:1-9;          
Flp 1:4-6.8-11; 
Luk 3:3-6

          Seringkali kita ini menipu diri sendiri dengan mengatakan tidak berdosa. Tetapi kalau menyadari sungguh-sungguh setiap kali masih diberi kesempatan hidup di dunia ini, manusia cenderung melakukan dosa. Sangat tepatlah Yohanes Pembaptis mengingatkan semua orang agar “bertobat dan memberikan diri dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu …”
          Bagi orang yang berdosa atau bersalah dan tidak mengindahkan suara hatinya, akan berusaha mati-matian untuk menutupi dosa-dosanya dan mengatakan bahwa: “Saya sama sekali tidak berdosa.” Namun bagi orang yang berdosa tetapi masih peka akan bisikan suara hati nuraninya tentu pikiran dan hatinya akan tidak tenang karena merasa jauh dari Tuhan. Sadar, bahwa perbuatan yang dilakukan benar-benar bertentangan dengan hati nurani dan merupakan pelanggaran di hadapan Allah. Selain berdosa kepada Allah juga merugikan orang lain dan diri sendiri karena upah dosa adalah maut.
          Sebagai orang beriman harusnya menyadari atas dosa-dosanya, menyesali semua kekeliruan dan bertobat serta berusaha untuk berdamai dengan Allah. Bertobat atau “kapok” berarti tidak akan berbuat dosa lagi. Ditandai dari perubahan sikap dan perilaku sebagai tanda penyesalan dan berkabung.
          Bila dalam Minggu Adven I yang lalu kita diajak melihat kelahiran Yesus di Betlehem dengan gambaran kedatangan Anak Manusia di akhir zaman, maka dalam Minggu Adven II ini kita didorong melangkah maju lebih lanjut dengan bantuan Yohanes Pembaptis untuk berdamai dengan Allah. Berdamai dengan Allah yang juga mendorong untuk berdamai dengan sesama, dengan tidak hanya melihat kesalahan orang lain tetapi mau melihat kesalahan sendiri.
          Yohanes Pembaptis mengingatkan kita semua melalui baptisan tobat, baptisan yang menandai tekad untuk membuka lembaran baru. Lembaran baru, yaitu sikap bertobat dengan mempersiapkan diri dan meluruskan jalan bagi kedatangan Tuhan sebagai Penyelamat yang memberikan pengampunan dan kedamaian.
          Dalam menyongsong kedatangan Tuhan, kita diajak mendengarkan pesan nabi Barukh agar jangan tenggelam dalam kegelisahan dan kesedihan, tetapi supaya menanggalkan pakaian berkabung serta berbesar hati karena kita semua akan dekat kembali dengan Allah. Kita semua diajak agar berani menanggalkan sikap menghukum diri dan membiarkan diri dituntun Allah sendiri agar mendekat kepada-Nya kembali. Ada kerohanian segar yang disampaikan Yohanes Pembaptis yang mengajarkan bahwa Yang Ilahi bukan lagi sebagai yang akan datang menghukum dan memperhitungkan dosa-dosa kita melainkan sebagai Dia yang akan membawa kembali umat-Nya menuju kebahagiaan bersama-Nya. Ia bukan lagi yang menuntut dan hanya memandang serta memperhitungkan dosa-dosa kita, melainkan Ia datang menguatkan manusia. Kehidupan serta tindakan Yohanes Pembaptis menjadi kesaksian akan warta tadi. Ia mengajak orang melihat ke arah lain, ke arah datang-Nya Dia yang akan mengajar kita semua merasakan kasih-Nya. Ia bukan lagi yang jauh, melainkan yang mau mendekat dan peduli akan manusia dengan segala kelemahannya. Sehingga kita semua mampu hidup terus kendati sering jatuh karena kerapuhan kita.  (FX. Mgn)