SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BERJUMPA

Senin, 26 April 2010

PERINTAH BARU: HENDAKLAH KAMU SALING MENGASIHI, SEPERTI AKU TELAH MENGASIHI KAMU


MINGGU PASKAH V (C)
Hari Minggu, 2 Mei 2010

Kis 14:21b-27;   
Why 21:1-5a;    
Yoh 13:31-33a.34-35

Sering kali kita mendapat pertanyaan, “Apakah ada pesan-pesan terakhirnya sebelum ia wafat?” Biasanya orang yang mendekati ajal memberikan pesan-pesan terakhir kepada keluarganya yang ditinggalkan. Kepada anak-anak agar jangan putus asa, tetapi lebih bersemangat dalam melanjutkan kehidupan keluarga. Kepada para saudara dipesan agar pada rukun dan saling membantu bila ada kesulitan.

Demikian juga Yesus memberi pesan-pesan terakhir kepada para murid-murid-Nya, sebelum Ia ditinggikan di salib dan dimuliakan Bapa-Nya. Pesan-pesan terakhir Yesus disampaikan pada waktu makan malam yang terakhir kalinya bersama murid-murid-Nya. Ia mengatakan bahwa salah seorang dari mereka akan menyerahkannya pada kekuasaan gelap. (Yoh 13:21-30). Ucapan itu membuat mereka pada tertegun, maka Petrus meminta Yohanes ("murid yang dikasihi") bertanya siapa yang dimaksud.
Yesus menjawab bahwa dia yang akan diberinya roti sesudah dicelupkannya, itulah orangnya. Kemudian ia memberikan roti yang sudah dicelup kepada Yudas Iskariot. Setelah menerima roti itu Yudas kerasukan Iblis (Yoh 13:27). Yesus berkata kepada Yudas agar ia segera pergi melakukan apa yang hendak diperbuatnya. Dan Yudas pun pergi keluar. Murid-murid tidak menangkap arti kejadian itu. Mereka mengira Yesus menyuruh Yudas yang pemegang kas mereka, untuk pergi membeli sesuatu.

Setelah Yudas pergi, Yesus memberi wejangan dan perintah baru kepada murid-murid untuk saling mengasihi "seperti halnya" Dia sendiri mengasihi mereka. Hal ini disampaikan karena Yesus tahu bahwa para murid belum begitu paham apa yang akan terjadi dan agar mereka mampu untuk menghadapi kesulitan yang mungkin terjadi yang akan datang. Wejangan dan ajaran serta perintah baru itu disampaikan setelah Yudas pergi, agar mereka tahu bahwa kelak tidak semua murid-murid-Nya setia dan tetap mengasihi-Nya. Dengan saling mengasihi menurut Yesus, semua orang akan tahu bahwa mereka adalah murid-murid-Nya. Tentu saja, perintah saling mengasihi ini sangat ditekankan Tuhan Yesus. Dan kita sebagai pengikut-Nya mestinya memang harus unggul dalam cinta kasih.
Bagaimana saling mengasihi itu bisa kita pahami, bila semua orang mempunyai semangat belarasa terhadap satu sama lainnya. Sepenanggungan dan solider terutama pada yang kurang beruntung. Maksudnya orang mau saling menanggung kesulitan. Bila ada rasa solidaritas, orang mulai mudah saling percaya satu sama lain. Dan bila orang mulai makin saling percaya hubungan-hubungan kita selanjutnya bisa terbangun lebih baik.

Inilah bagian "pengetahuan" terakhir yang diturunkan Yesus kepada murid-murid-Nya dan juga kepada kita sekalian. Yang diwariskan Yesus itu ialah keyakinan kita bersama-sama untuk memperbaiki kemanusiaan, mulai dengan cara kecil-kecilan, dengan saling memberi perhatian. Sebab jika kita mau mengikuti Yesus, hendaknya yang kita ikuti adalah sikap dasar Yesus Kristus yaitu saling mengasihi. Dengan kata lain: Kasih Kristus kepada kita adalah tolok ukur kasih kristiani. Bila kita sungguh mau meneladan Kristus dalam sikap dasar-Nya, Gereja kita akan semakin memancarkan keselamatan bagi seluruh umat manusia. (FX. Mgn)