SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BERJUMPA

Senin, 03 Oktober 2011

HADIR DALAM PERJAMUAN TUHAN DIPERLUKAN SIKAP TOBAT

MINGGU BIASA XXVIII (A)
Minggu, 9 Oktober 2011 

Yes 25:6-10a;
Flp 4:12-14.19-20;
Mat 22:1-10 (Mat 22:1-14)

        Ketika kita menerima surat undangan resepsi pernikahan dari sahabat atau teman terdapat kalimat yang berbunyi: “Merupakan suatu kehormatan dan kebahagiaan bagi kami apabila Bapak/Ibu/Saudara/i berkenan hadir untuk memberikan doa restu kepada putra-putri kami.”
Bila kita hadir memenuhi undangan mereka, sama dengan menghormati orang yang mengundang. Dengan menghadiri undangan berarti kita juga ikut mengambil dalam kebahagiaan, kegembiraan dari yang mengundang kita. Bisa dibayangkan bila kita menolak untuk menghadiri sebuah undangan. Selain kita menolak penghargaan yang diberikan si pengundang, kita pun berada pada sikap menolak untuk menjadi terhormat bersama orang yang mengundang kita.
Injil hari ini, kita diajak untuk memahami bahwa hal Kerajaan Surga itu adalah kesediaan menerima undangan untuk mengambil bagian dalam Kerahiman Allah, Bapa kita. Peristiwa yang dikisahkan melalui perumpamaan oleh Yesus menggambarkan bahwa, sikap manusia yang hanya melekat pada segala sesuatu yang sifatnya duniawi. Begitu melekatnya sehingga selalu saja menciptakan berbagai alasan untuk tidak memenuhi undangan-Nya. Kalau tokh menghadiri undangan juga tanpa persiapan dan tidak sepenuh hati. Hal ini digambarkan oleh Yesus melalui orang-orang yang hadir tanpa mengenakan pakaian yang pantas. Mau hadir tetapi tidak mengenakan pakaian pesta, apa lagi menghias diri untuk kepantasan dalam sebuah pesta. Sikap demikian ini tidak berkenan di hati Allah yang mengundang kita. Ia menghendaki agar kita membangun sikap yang pantas untuk menerima rahmat Allah.

Bagaimana seharusnya?
Jika mau mengikuti Yesus, jelas bukan Yesus yang harus menyesuaikan dengan kita, tetapi kitalah yang harus menyesuaikan diri dengan kehendak-Nya. Sampai saat ini Tuhan masih mengundang kita untuk mengambil bagian dalam perjamuan-Nya. Allah menyelenggarakan pesta perjamuan yang istimewa melalui ekaristi. Allah menyediakan sarana pengudusan kita. Oleh karena itu diperlukan sikap yang pantas untuk mengambil bagian di dalamnya. Diperlukan sikap tobat, hadir dalam perjamuan Tuhan. Dengan berpakaian tobat memungkinkan kita menerima hati yang baru dan roh yang baru dalam batin kita. Jika kita sungguh datang dengan hati yang pantas dalam menjawab undangan Tuhan, kita akan menerima rahmat berlimpah.
          Marilah datang dengan hati yang pantas dan tidak menunda-nunda hadir memenuhi undangan Tuhan dalam perjamuan-Nya, untuk menikmati sukacita pesta kehidupan kekal. (FX. Mgn)