SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BERJUMPA

Senin, 31 Oktober 2011

BERJAGA-JAGA DAN TERARAH PADA MASA DEPAN.

MINGGU BIASA XXXII (A)
Minggu, 6 November 2011

Keb 6:13-17;
1 Tes 4:13-18 (1 Tes 4:13-14);
Mat 25:1-13

Menunggu kendaraan angkutan umum yang akan kita tumpangi sungguh membosankan karena kedatangannya tidak pasti. Biasanya masih “ngetem” menunggu penumpang yang lain. Mungkin lebih tepat kalau sambil menunggu dengan membaca agar tidak bosan.
Begitu pula dalam perumpamaan Injil hari ini. Ada sepuluh gadis bertugas menunggu kedatangan pengantin pria. Kedatangan pengantin pria itu pasti, tetapi jam berapa datangnya tidak jelas. Selama penantian yang melelahkan, mereka  tertidur. Namun lima gadis yang bijaksana membawa pelita dan juga persediaan minyak. Mereka berpikir, siapa tahu nanti kehabisan minyak karena mereka tidak tahu persis jam berapa pengantin pria akan datang. Ternyata benar, gadis-gadis yang bijak membawa minyak yang cukup, sehingga waktu pengantin datang mereka dapat menyambutnya. Lima gadis yang bodoh tidak berpikir cerdik, tetapi mereka asal membawa pelita dan asal terisi minyak penuh cukuplah. Para gadis bodoh tidak membawa minyak tambahan, ketika pengantin pria datang minyaknya habis dan ingin membelinya, tetapi mereka sudah terlambat. Kesepuluh gadis pengiring pengantin menggambarkan tentang kesetiaan dan sikap siaga yang aktif dalam menantikan Kristus yang datang kembali.
Bagi kita, pesan utama dari perumpamaan Injil tadi supaya berjaga-jaga dan tidak boleh lengah atau lalai agar kita siap sedia menyambut kedatangan hari akhir. Kita semua tidak tahu persis kapan datangnya hari akhir, baik akhir dunia maupun akhir hidup kita. Yesus hanya berpesan agar menggunakan waktu hidup kita sebagai semacam persiapan menuju kehidupan abadi yang entah kapan datangnya dengan melakukan sebanyak mungkin kebajikan yang dilandasi keyakinan iman. Tentu saja persiapan kita di dunia ini bukan sekedar membawa minyak, tetapi banyak hal yang bisa kita lakukan agar tidak akan terjadi penantian yang membosankan. Sebaliknya, kita menghayatinya sebagai penantian yang penuh harapan dan kerinduan akan Tuhan. Sebagai orang beriman, hendaknya kita selalu sadar bahwa kita diciptakan bukan saja untuk menikmati hidup di dunia ini, tetapi juga untuk menikmati sukacita hidup bersama Dia di dalam kerajaan-Nya kelak. Kehidupan kekal telah dibuka oleh Yesus yang wafat dan bangkit untuk keselamatan kita.
Semoga perumpamaan tentang gadis-gadis yang bijak maupun yang bodoh tadi dapat mengarahkan sikap kita untuk menantikan kedatangan Tuhan yang tidak tahu kapan terjadi. Terjadi di akhir hidup kita atau di akhir zaman, kita tidak mengetahui. Kita hanya meyakini bahwa hari kedatangan Tuhan itu pasti tiba, maka harus berjaga-jaga agar hidup kita terarah pada masa depan. Bila kita tidak menyiapkan diri akan kecewa, atau malah mungkin tidak diselamatkan. (FX. Mgn)