SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BERJUMPA

Senin, 29 Oktober 2012

MINGGU BIASA XXXI (B) Minggu, 4 November 2012



MENJALANI HIDUP DENGAN KASIH AGAR DEKAT DENGAN KERAJAAN ALLAH
 

Ul 6:2-6;                           
Ibr 7:23-28;                      
Mrk 12:28b-34

Seringkali kita membaca tulisan yang ditempel di muka umum, misalnya, ”Taatillah peraturan lalu lintas di jalan raya.” ”Harap antri dengan tertib”. ”Jagalah kebersihan” ”Dilarang merokok”  Semua yang dipasang itu ditujukan kepada kita dalam melakukan aktifitas bersama di tempat umum.
Namun menjadi keprihatinan kita bersama karena semua pengumuman yang dipsang itu belum dipatuhi atau masih dilanggar, karena tidak paham atau memang masa bodoh. Lalu menjadi pertanyaan bagi kita, apa yang harus kita lakukan dengan aturan dan hukum yang sudah ada? Perlukah ada pembaruan hukum yang lebih tegas dan menjadi hukum utama?

Pertanyaan yang sama juga ada seperti pada Injil hari ini. Orang Farisi prihatin akan penghayatan hukum, lalu bertanya kepada Yesus, hukum mana yang paling utama dan yang paling penting? Sebab hukum agama Yahudi mempunyai ratusan aturan. Maklum, ada 613 hukum, 365 di antaranya ialah larangan dan yang 248 perintah.
Yesus tahu bahwa ahli Taurat bermaksud menjajaki pengetahuan keagamaannya. Yesus menjawab dengan mengutip Ul 6:4-5 bahwa perintah yang terutama dan yang pertama ialah "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu!". Kemudian, dengan merujuk pada Im 19:18, ditegaskannya bahwa perintah yang kedua ialah "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!" Ditandaskannya pula, tak ada perintah lain yang lebih utama dari pada kedua perintah itu.

Bagaimana dengan kita?
Sebagai pengikut-Nya kita harus hidup menuruti kehendak-Nya dan menaati perintah-Nya. Sebab sudah sejak dari zaman dahulu, sekarang pun orang banyak ditentukan oleh peraturan dan hukum. Oleh karena itu, perintah manakah yang utama yang harus kita lakukan? Dalam Injil sudah ditampilkan dengan jelas dasar hukum bagi segala pertaturan dan hukum, yakni hubungan kasih dengan Allah dan manusia. Hubungan baik dengan Allah terwujud dalam hubungan baik dengan sesama. Dengan menjalin hubungan baik dengan Allah dan sesama akan terjadi keselarasan seperti yang diharapkan Yesus tadi, yaitu mencintai Allah dan sesama.
Untuk itulah, kembali pada pertanyaan diatas apa yang harus kita lakukan dalam mengatasi ketidaktaatan hukum dan aturan dalam ketertiban umum? Jawabnya, untuk meningkatkan ketertiban umum dan kenyamanan hidup bersama memang  tidak ada jalan lain, kita harus mengikuti aturan dan hukum yang tadinya berawal dari kesepakatan-kesepakatan yang kita bangun dan kemudian disetujui bersama sebagai wujud kasih.
Semoga kita mampu menjalani kehidupan ini dengan sungguh-sungguh mewujudkan kasih seperti sabda Yesus, agar kita  tidak jauh dari kerajaan Allah. ( FX. Mgn)