SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BERJUMPA

Senin, 06 Juni 2011

YESUS MENGUTUS PARA MURID



HARI RAYA PENTAKOSTA
Minggu, 12 Juni 2011

Kis 2:1-11;
1 Kor 12:3b-7.12-13;
Yoh 20:19-23.
       
        Seringkali kita merasa takut, gelisah dan khawatir karena kehilangan pekerjaan, renggangnya hubungan suami istri, kehilangan orang yang paling kita kasihi, hubungan atau komunikasi di antara keluarga yang tidak harmonis serta berbagai persoalan hidup sehari-hari yang begitu berat. Ketika semua persoalan itu dapat diatasi, rasanya kita seperti lepas dari jerat kesesakan dan menemukan jalan keluar yang menyenangkan serta tidak takut-takut lagi.
        Perasaan demikian juga dialami semua orang terutama para murid yang berkumpul merayakan hari Pentakosta; tetapi setelah mereka dipenuhi Roh Kudus yang turun dalam gambaran lidah-lidah api hinggap pada mereka masing-masing, sejak saat itu para murid menjadi berani berbicara dan menyatakan diri akan imannya pada Yesus Kristus. Mereka memiliki keberanian dan kekuatan untuk menjadi saksi Kristus dan mewartakan kabar gembira Yesus Kristus kepada segala bangsa.  Mereka mulai berani berkisah akan Yesus karena dipenuhi Roh Kudus. Sejak saat itu mereka merasa tidak ditinggalkan sendirian, sebab setelah Yesus naik ke surga, maka penyertaan-Nya kepada manusia diteruskan oleh roh-Nya sendiri, Roh Bapa dan Putra, yaitu Roh Kudus. Kedatangan Roh Kudus sebagai bukti bahwa Tuhan senantiasa menyertai manusia. 
        Hal ini bisa kita lihat bagaimana Yesus mendekati para murid-Nya dan memberikan damai sejahtera kepada mereka. “Damai sejahtera bagi kamu.” Damai sejahtera yang mendamaikan mereka dengan sumber damai sendiri, yaitu Allah. Mereka dipersatukan dengan Tuhan sendiri dalam damai sejahtera satu dengan yang lain. Damai sejahtera itu juga harus diteruskan kepada orang lain seperti ajakan Yesus sendiri, “Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga Aku mengutus kamu.” Mereka menerima tugas perutusan dari Tuhan, seperti Bapa telah memberikannya kepada Yesus sendiri. Para murid diberi kekuatan melalui Roh Kudus, “Terimalah Roh Kudus. Barangsiapa kamu ampuni dosanya, dia diampuni. Yang kautetapkan dosanya, ditetapkan pula.” Para murid menerima Roh Kudus, Roh Allah sendiri yang membuat mereka mampu untuk meneruskan kasih Allah, yaitu mengampuni orang berdosa, agar mereka merasakan damai sejati itu.
         
         Bagaimana dengan kita?
        Kita pun sebagai murid Yesus di zaman sekarang ini, dianugerahi kekuatan pengampunan yang dapat memberikan damai dan sejahtera bagi sesama. Pertama-tama kita dituntut berani melihat dan menampilkan kebaikan seseorang daripada kejelekkannya. Sebab bagaimanapun juga setiap orang pasti punya kebaikan, karena memang dari awalnya semua orang diciptakan dari dan karena kebaikan. Kita semua diberi kekuatan untuk memperbaiki kesalahan dan ketidaksempurnaannya.
        Semoga kekuatan Roh Kudus berkarya dalam diri kita dan membimbing kita untuk percaya dan berani melihat kebaikan seseorang. (FX. Mgn)