SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BERJUMPA

Senin, 11 Oktober 2010

BERDOA TANPA JEMU

MG BIASA XXIX (C)
Hari Minggu, 17 Oktober 2010

Kel 17:8-13;
2 Tim 3:14.4:2;  
Luk 18:1-8
    Pada saat tertentu kita pernah kehilangan harapan karena sebagai orang beriman sudah berdoa bertahun-tahun untuk suatu permohonan yang sama, tetapi tak kunjung ada tanda-tanda Tuhan akan mengabulkan. Yang dihadapi adalah rintangan demi rintangan yang semakin banyak. Ada kesan Tuhan mengulur-ulur waktu dan tidak mendengarkan doa kita. Perasaan hati menjadi kecewa dan membuat mogok berdoa.
    Tetapi, Injil hari ini menjelaskan bahwa Tuhan kita adalah Tuhan yang akan membenarkan kepada kita yang berdoa terus-menerus siang dan malam kepada-Nya. Tuhan akan mendengarkan doa-doa kita yang dilakukan tanpa henti dengan penuh iman. Seorang hakim yang kejam saja akan mengabulkan permohonan seorang janda yang minta terus-menerus, apalagi Allah yang baik hati. Ia akan mengabulkan doa orang-orang yang berseru kepada-Nya dengan keyakinan doanya akan dikabulkan.

    Kita sebagai orang beriman dipanggil untuk berdoa, karena doa merupakan nafas dari kehidupan kita. Itu sebabnya tanpa berdoa, kehidupan iman atau spiritualitas hidup kita akan mati. Doa menjadi bagian yang sangat utama dan menjadi ciri yang nyata bagi kita yang percaya kepada Allah. Maka tidak mengherankan jikalau kesalehan seseorang sering diukur oleh seberapa banyak dia berdoa. Semakin banyak seseorang berdoa, dia dipandang lebih dekat kepada Tuhan. Apabila seseorang telah dekat dengan Tuhan, maka segala hal yang dipanjatkan atau dimohonkan dalam doa akan dikabulkan. Dalam hal ini doa merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Tuhan sekaligus sebagai sarana yang tepat untuk menyampaikan berbagai permohonan kepada-Nya.
    
    Lalu apa yang terjadi?
    Kita sering berdoa. Tidak saja berdoa sendiri, tetapi juga bersama-sama dalam ibadat. Bahkan kelihatan agak memaksa Tuhan agar permohonan-permohonan kita dikabulkan. Kadang-kadang setelah bertanya dalam-dalam kita menemukan bahwa ada beberapa doa yang memang tidak perlu dikabulkan, karena sarat dengan kepentingan pribadi. Kita jadi bertanya dalam diri sendiri, apakah doa kita sungguh baik demi kemajuan dan kebahagiaan hidup kita? Apakah kita sudah berdoa dengan penuh iman dan tekun, tidak jemu-jemu serta dengan hati terbuka? Kita sering berdoa bukan karena mengasihi dan mempermuliakan Allah, tetapi berdoa agar keinginan atau harapannya terpenuhi. Tepatnya mendekatkan diri kepada Allah bukan karena Dia yang memiliki kedaulatan, tetapi Allah diimani sebagai obyek untuk melakukan apa yang kita inginkan. Jika demikian, untuk apa Tuhan Yesus mengajar agar kita harus berdoa tiada jemu-jemunya?
    Berdoa dengan tiada jemu seharusnya mengungkapkan kenyataan bahwa hubungan yang tiada jemu dengan Allah. Tepatnya kita dipanggil untuk mengasihi dan mempermuliakan Allah tiada jemu, walaupun tidak setiap permohonannya dikabulkan oleh Allah. Namun kita sering tidak sabar, dengan berkeinginan dan berharap agar semuanya segera terwujud. Kita mestinya menyadari bahwa kita dipanggil oleh Tuhan Yesus untuk berdoa dengan iman dan tekun.
    Marilah kita berdoa dengan tekun dan bertahan dengan tidak pernah menyerah dalam doa. Berkat Tuhan disediakan bagi setiap orang yang berdoa tiada jemu dengan penuh iman. Pada saatnya Tuhan akan mengabulkan permohonan kita menurut pandangan-Nya. Bahkan malahan akan menerima lebih dari yang kita mohon. Maka tidak ada alasan bagi kita untuk berhenti berdoa dan kecewa bila permohonan kita belum dikabulkan. (FX. Mgn)