SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BERJUMPA

Senin, 23 April 2012

HARI MINGGU PASKAH IV (B) - (Hari Minggu Panggilan) Minggu, 29 April 2012

SETIALAH DALAM PANGGILAN SEPERTI GEMBALA YANG BAIK

Kis 4:8-12;

1Yoh 3:1-2;

 Yoh 10:11-18

      Seorang pastor diberitahu oleh Pengurus Lingkungan, bahwa ada warganya yang sedang sakit di rumah sakit. Oleh keluarganya mohon agar si sakit bisa dimintakan Sakramen Pengurapan orang sakit kepada imam. Pengurus Lingkungan lalu menghubungi pastor, kemudian ia pun bergegas ke rumah sakit ingin mendampingi pastor. Tetapi ia heran, ternyata pastornya sudah tiba lebih dulu daripada ia sendiri yang memberitahukannya. 

      Pada lain kesempatan, pastor yang sama diundang untuk menghadiri acara ”midodareni” calon mempelai, yaitu ibadat sabda pada malam sebelum pemberkatan perkawinan. Warga yang mengundang: ”Apakah pastor perlu dijemput?”  Pastornya: ”Tidak usah, kasih alamatnya saja”. Dan pastor pun datang pada acara ”malam midodareni” itu, setelah sehari sebelumnya ia mencari alamat yang diberikan kepadanya. Kenapa pastor mau melakukan semuanya itu? Ia mau melakukan semuanya itu karena setia akan panggilannya, belajar dari Sang Gembala Baik. 

      Injil hari ini dengan jelas Yesus menyatakan bahwa diri-Nya adalah gembala yang baik. Gembala yang baik mengenal seluruh domba-domba-Nya secara pribadi dan rela berkorban demi keselamatan domba-domba-Nya. Sifat demikian bisa dilihat dari kerelaan-Nya melakukan kehendak Bapa-Nya dengan menyerahkan hidup-Nya guna membebaskan manusia dari belenggu dosa. Gembala yang baik tidak lari menyelamatkan dirinya sendiri dan meninggalkan domba-dombanya bila dalam bahaya, tetapi mendahulukan domba-dombanya dan kalau memungkinkan baru ia menyelamatkan dirinya. Gembala yang baik tahu persis keadaan domba-dombanya karena ia mengenalnya secara pribadi. Mengenal secara pribadi berarti mengasihi. Mengasihi mereka maka Ia mau menyertai, membimbing, mengarahkan dan melindunginya. 

      Perumpamaan gembala ini memang ditujukan bagi Yesus sendiri karena Ia sebagai Gembala yang baik dan kita sebagai domba-domba-Nya. Kita sebagai domba-domba harus dekat dengan Gembalanya agar tidak tersesat dan memperoleh bimbingan dan keselamatan. Dalam bimbingan-Nya kita akan sampai kepada kesatuan dengan Allah dan memperoleh keselamatan. Berkat penggembalaan-Nya kita tidak perlu takut karena sudah mendapat jaminan bahwa dalam setiap datang bahaya yang mengancam, Dia sendiri akan berada di depan menghadapi-Nya. 

      Semoga dalam perumpamaan ini bisa mengarahkan kita agar tetap setia akan panggilan kita masing-masing dan berusaha mengejawantahkan dalam kehidupan sehari-hari. Apa pun posisi dan kedudukan kita, entah sebagai kepala keluarga, anggota keluarga, pendidik, koordinator kelompok atau pimpinan perusahaan, diharapkan kita bisa bersikap seperti gembala yang baik terhadap mereka yang dipercayakan kepada kita. 

        Marilah kita belajar dari Sang Gembala Baik untuk menjadi gembala-gembala yang baik dan setia dalam panggilan kita untuk melayani sesama. Sama seperti semangat dan tindakan yang dilakukan seorang pastor di atas tadi. (FX. Mgn)