SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BERJUMPA

Senin, 19 Juli 2010

MINTALAH, MAKA KAMU AKAN DIBERI


MG BIASA XVII (C)
Hari Minggu, 25 Juli 2010

Kej 18:20-32;    
Kol 2:12-14;      
Luk 11:1-13

Ketekunan Yesus berdoa menjadi teladan para murid-Nya. Dengan melihat Guru mereka yang tekun berdoa, para murid juga terdorong untuk mengikuti jejak-Nya. Maka, mereka juga minta diajari untuk berdoa sebagaimana Yohanes mengajari murid-muridnya. Permintaan ini ditanggapi Yesus dengan mengajari para murid-Nya tentang doa ”Bapa Kami” seperti yang sering kita doakan. Yesus berbicara tentang doa Bapa Kami dan perumpamaan agar selalu memohon kepada-Nya.

Kadangkala kita bertanya kenapa harus selalu berdoa, toh Tuhan sudah mengetahui kebutuhan kita sebelum menyampaikan doa kepada-Nya? Tetapi karena Tuhan itu sebagai pusat harapan dan sandaran hidup kita, maka hanya kepada Tuhanlah kita bergantung dan memohon. Harus diakui, bahwa kita tidak bisa lepas dari Tuhan dan selalu bergantung kepada-Nya. Hidup dan mati kita ini juga hanya tergantung kepada Tuhan. Maka hanya kepada Dia, kita berdoa dan memohon belas kasih-Nya. Sepanjang permohonan kita itu wajar dan memang dibutuhkan dalam menopang hidup kita serta berguna bagi perkembangan iman kita, Tuhan akan mengabulkannya.
Itulah sebabnya sebagai seorang beriman, kita tidak lepas dari kebiasaan berdoa. Karena doa merupakan bentuk komunikasi dengan Tuhan. Baik dan tidaknya hubungan kita dengan Tuhan ditentukan oleh komunikasi. Bila komunikasi kita baik, semua urusan dengan Tuhan juga lancar.
Seperti dalam Injil tadi digambarkan bagaimana kita seharusnya memohon kepada Tuhan yang diibaratkan dengan seorang yang tengah malam menggedor-gedor tetangganya, agar diberi makanan. Terdorong oleh rasa lapar karena perut belum diisi makanan, membuat orang itu nekat dan tidak ada rasa malu lagi untuk mengetuk tetangga yang sedang tidur nyenyak. Karena hanya kepada tetangga itu bisa memperoleh makanan. Demikian juga kita. Kita pun harus selalu berdoa dan hanya bergantung kepada Tuhan. Semua harapan dan permohonan kita sampaikan kepada-Nya. Terkabul atau tidaknya permohonan kita tergantung akan belas kasih-Nya.
        Sudah jelas kita memang harus selalu berdoa kepada Tuhan. Namun, seringkali kita juga mengalami kesulitan berdoa seperti para murid Yesus yang minta diajari berdoa. Yang sebenarnya Tuhan sudah mewariskan doa yang sangat baik kepada kita yaitu Doa Bapa Kami. Doa Bapa Kami merupakan doa yang pertama-tama diajarkan kepada para murid-Nya. Apakah waktu itu mereka belum bisa berdoa? Mereka sudah biasa berdoa seperti yang diajarkan oleh Yohanes. Bagaimana cara Yohanes berdoa, Kitab Suci tidak mengatakan dengan jelas. Hanya bisa diterka cara berdoanya seperti orang Yahudi pada umumnya, bertele-tele, muter-muter dan panjang-panjang. 
Maka tujuan doa ini ialah kita memohon rahmat khusus untuk tidak pernah menyangkal Allah. Kita harus berbalik kepada Allah dengan menjalin hubungan yang erat dan membangun komunikasi yang baik dengan Allah. Hubungan kita dengan Tuhan ditentukan oleh komunikasi. Kalau hubungan kita dengan Allah baik berkat doa itu, kita pun tidak akan takut-takut seperti Abraham yang berani tawar-menawar dengan Allah.
        Semoga kita tidak bosan berdoa tetapi tekun berdoa karena kita meyakini setulusnya betapa Allah sangat baik dan murah hati; mintalah, maka kamu akan diberi; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. (FX. Mgn)