SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BERJUMPA

Senin, 24 Mei 2010

ALLAH BAPA DAN ALLAH PUTRA DAN ALLAH ROH KUDUS


HR RY TRITUNGGAL MAHAKUDUS (C)
Hari Minggu, 30 Mei 2010 

Ams 8:22-31;    
Rm 5:1-5; 
Yoh 16:12-15

Seringkali saya ditanya kenapa berdoanya dengan menyebut Allah Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Ya, saya memang menyembah Allah Tritunggal Mahakudus. Allah yang "berhakikat satu dan berpribadi tiga". Misteri Tritunggal Mahakudus merupakan sebuah rumusan keyakinan bukan untuk bahan debat serang-menyerang, melainkan untuk direnungkan.
Karena itu, menurut saya misteri Tritunggal Mahakudus harus saya pahami dengan iman. Pemahaman akan misteri Tritunggal Mahakudus mempunyai kaitan tak terpisahkan dengan karya keselamatan Allah. Cinta Allah pada ciptaan-Nya, terutama pada kita manusia dipusatkan pada diri Yesus Kristus. Ia tampil sebagai Anak Allah yang disayangi, hidup dengan penuh Roh-Nya dan menularkan Roh-Nya itu kepada kita orang beriman. Tiga pribadi ilahi diwahyukan dalam rangka karya keselamatan. Dalam tiga pribadi itu tindakan Allah yang menciptakan, menyelenggarakan dan menyelamatkan menjadi nyata.

Allah Bapa Pencipta seluruh isi alam semesta, termasuk kita manusia di dalamnya adalah Allah yang mahakuasa dan mahakasih. Dapat saya alami dan saya imani, dengan pengantaraan Putra-Nya Yesus Kristus. Oleh Yesus Kristuslah saya diperkenalkan dengan Allah. Bukan Allah yang menakutkan, yang jahat atau yang suka menghukum, melainkan Allah yang baik hati. Allah yang mau mengerti umat-Nya. Allah yang mahakasih mencintai semua ciptaan-Nya dengan mengutus Yesus Kristus Putra-Nya untuk mewartakan kemahakuasaan-Nya dan kasih-Nya kepada manusia ciptaan-Nya.
Allah mahakasih peduli pada dunia maka menjelma sebagai manusia; Ia menyelamatkan manusia dengan cara manusia, yakni melalui penyembuhan, pengampunan bahkan pengorbanan Diri. Kasih itu dipandang sebagai daya yang tidak hanya terdapat dalam diri Allah, tetapi dikurniakan pula pada kita manusia anak-anak-Nya.
Kita dijadikan anak-anak Allah karena Yesus, maka kepada Yesus kita berikan sebutan Allah Putra. Yesuslah yang mewartakan siapa Allah, dan apa yang menjadi kehendak-Nya kepada kita manusia. Dia yang membawa kita sebagai putra-putri Allah, dan pewartaan-Nya hendaknya kita teruskan ke segala penjuru dunia, kepada siapa pun juga dalam segala zaman.

Lalu kenapa harus masih ada Roh Kudus?
Ya. Bapa memang sudah menyerahkan segala sesuatu kepada Yesus, Sang Putra, dan Yesus menyerahkan semua itu sedikit demi sedikit kepada kita. Ketika Yesus akan kembali kepada Bapa, belum semuanya Diaajarkan kepada kita. Maka Ia menjanjikan Roh Kudus yang akan membimbing kita kepada seluruh kebenaran. Dengan mendengarkan Roh Kudus, kita mendengar dari Sang Putra segala sesuatu yang telah diterima Sang Putra dari Bapa. Awalnya kita kurang mengerti, sama seperti para rasul pun waktu itu tidak langsung mengerti.
Karena itu dalam meneruskan pewartaan itu kita perlu disemangati dan didampingi, agar pada akhirnya seluruh dunia mengenal siapa sebenarnya Allah Bapa kita dan siapa pula Allah Putra itu? Pemberi semangat itu ialah Roh Allah sendiri, roh pembimbing, roh ilahi. Roh itulah yang kita sebut Roh Kudus. Roh Kudus yang menguatkan hati kita dan menggerakkan serta menggairahkan semangat kita. Karena pengaruh kekuatan-Nya kita didorong untuk mewartakan yang ilahi atau yang Mahakudus kepada dunia.

Berawal dari situlah kita mengimani Allah Tritunggal Mahakudus. Kesatuan dari pribadi Bapa Pencipta yang murah hati, Sang Putra yang melimpahkan kebaikan dan mengorbankan segala-galanya demi kita serta bimbingan Roh Kudus. Dengan saluran Roh Kudus, Bapa dan Putra saling berbagi hidup. Tiga pribadi yang saling berbagi peran dalam menyelenggarakan hidup dalam Allah yang satu.
Semoga pada Hari Raya Tritunggal Mahakudus ini, kita semakin mengalami keselamatan Allah dalam hidup kita dan semakin merasakan kasih Allah dalam hidup kita. (FX. Mgn)

Senin, 17 Mei 2010

ROH KUDUS MEMBARUI MUKA BUMI



HR RY PENTAKOSTA (C)
Hari Minggu, 23 Mei 2010

Kis 2:1-11;
Rm 8:8-17;
Yoh 14:15-16. 23b-26

Ketika Yesus meninggalkan para murid di dunia, Ia tidak bermaksud untuk meninggalkan begitu saja. Sebelum naik ke surga Yesus memberkati para murid dan menugasi mereka untuk menjadi saksi-Nya. Yesus berjanji akan melengkapi mereka dengan “kekuasaan dari atas”, Ia mengutus Roh Kudus untuk mendampingi mereka dalam mewartakan Yesus kepada segala bangsa.

Sementara para murid menanti apa yang dijanjikan Yesus, mereka berkumpul di suatu tempat dan mengurung diri dalam suasana tidak menentu. Mereka pada ketakutan akan ancaman orang-orang Yahudi. Tiba-tiba mereka dikejutkan bunyi yang datangnya dari langit seperti tiupan yang keras berupa lidah-lidah api. Roh Kudus turun dan hinggap di atas mereka masing-masing.
Para murid yang tadinya serba takut, berubah menjadi berani. Kepada mereka ini, Roh Kudus turun dalam lambang api yang membakar hati yang beku, dalam lambang angin taufan yang menggoncang. Daya api dan taufan itu membuat mereka bangkit, bebas rasa dari takut dan kecewa. Mereka yang tadinya bingung dibuat berani mewartakan Kristus yang wafat dan bangkit. Para murid yang semula masih bersama Yesus dahulu, tidak pernah menangkap pesan Yesus tiba-tiba bisa berubah menjadi berani, penuh harapan, tabah dan penuh pengertian tentang Yesus. Inilah berkat peran Roh Kudus. Roh Kuduslah kunci yang mengubah hidup dan membuat optimis para murid. 
Banyak orang yang mendengar khotbah dan kesaksian para rasul mengerti dan memahaminya dengan baik meskipun sebenarnya mereka berbahasa lain dan berbeda. Pengalaman para murid tersebut adalah pengalaman kepenuhan Roh Kudus. Karena Roh Kudus, para murid dikenal dan dipahami pewartaannya. Para murid menjadi tokoh-tokoh yang dikenal sebagai para rasul Kristus, pendiri Gereja perdana yang tangguh dan berani. Akhirnya, banyak orang percaya kepada Yesus dan menjadi Gereja yang berkembang sampai saat ini.

Apa yang dapat kita petik dalam peristiwa Pentakosta?
Peristiwa Pentakosta seharusnya terjadi juga dalam kehidupan kita sebagai orang beriman. Kita telah menerima Roh Kudus, mestinya kita juga berani bersaksi seperti para rasul. Bila hidup kita dilandasi Roh Kudus, tentu banyak orang akan mengalami kasih. Mereka akan mengenal kita karena hidup kita yang penuh kasih.
Semoga pengalaman pentekosta atau peristiwa kedatangan Roh Kudus yang menyatukan para rasul dan menyatukan banyak orang dari berbagai daerah, dapat juga membuka hati kita untuk saling berteman, berkomunikasi dan membuat mengerti. Dan semoga karena kekuatan Roh Kudus, kita mampu memuliakan Allah dan menjawab cinta-Nya. Menyegarkan yang haus, menggairahkan yang malas dan melunakkan orang yang hatinya keras membatu. Berkat Roh Kudus menguatkan yang lemah, mengangkat yang terjatuh, menyemangati yang letih lesu dan berbeban berat.
Marilah kita menghayati pengalaman Pentakosta dalam hidup sehari-hari dengan mewartakan Kabar Gembira seperti para rasul, agar doa … “Utuslah Roh-Mu ya Tuhan, dan jadi baru seluruh muka bumi…” menjadi nyata dalam diri kita. (FX. Mgn)

Senin, 10 Mei 2010

SEMOGA KITA BERSATU DALAM KASIH PERSAUDARAAN


MINGGU PASKAH VII (C)
Hari Minggu, 16 Mei 2010
(Hari Komunikasi Sedunia)

Kis 7:55-60;      
Why 22:12-14;   
Yoh 17:20-26

Hari ini oleh Gereja ditetapkan sebagai Hari Komunikasi Sedunia. Kemajuan teknologi komunikasi membawa akibat yang luar biasa bagi kehidupan manusia saat ini. Dunia sepertinya tidak ada batas. Perstiwa yang terjadi di belahan dunia yang satu dapat diketahui belahan dunia yang lain saat itu juga.

Komunikasi memang merupakan hal yang paling dasar yang harus dimiliki oleh semua orang. Sarananya bisa macam-macam. Mulai dari bicara langsung sampai menggunakan sarana yang sangat modern saat ini. Kita mendengar, mengetahui sesuatu hal atau peristiwa lewat pemberitaan media komunikasi: seperti ketika kita masih di kampung dengan kentongan, kemudian surat kabar, majalah, telepon, radio, televisi, film, reklame, cd, vcd, dvd, hp, dan akhir-akhir ini e-mail atau surat elektronik serta facebook di internet. Sekarang ini hampir semua orang sekurang-kurangnya menggunakan telepon genggam (HP); Orang sekarang tidak dapat berpisah dengan yang namanya HP ini.

Dalam komunikasi terjadi, bila ada interaksi dari paling tidak dua orang yang saling berhubungan. Biasanya dalam berkomunikasi ingin diungkapkan berbagai macam hal. Mulai dari sekedar bercerita suatu peristiwa, menginformasikan sesuatu, mengungkapkan perasaan sampai dengan hubungan bisnis bahkan bisa menemukan sahabat kita yang sudah lama tidak berhubungan.
Berkomunikasi dengan baik, bisa membuat hubungan keluarga menjadi lebih baik. Tetapi bila di dalam berkomunikasi tidak baik atau komunikasi yang tidak nyambung membuat kehidupan keluarga tidak harmonis. Untuk itu dengan berkomunikasi membuat dua orang atau suatu kelompok menjadi lebih mengenal, mengerti dan akhirnya mempunyai suatu kesamaan dan kesatuan dalam cinta.

Seperti harapan Yesus sebelum meninggalkan para murid-Nya, Ia mengungkapkan dambaan dalam doa-Nya kepada Bapa. Yesus ingin para murid dan juga semua orang yang akan menjadi murid-Nya tetap bersatu dalam cinta, seperti Dia dan Bapa bersatu. “Bapa, Aku berdoa agar mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau ... agar mereka manjadi satu, sama seperti Kita adalah satu.”

Sadar akan hal itu, dengan diketemukan alat-alat komunikasi modern seperti sekarang ini dapat mendorong kita untuk lebih bersatu. Walau kita menyadari dalam perjalanan Gereja sejak awal, persatuan itu sangat sulit diwujudkan. Untuk bersatu diperlukan semangat saling menerima, menghargai, mendengarkan, mengerti pihak lain meski berbeda. Ini menuntut kerendahan hati untuk bekerja sama, mengakui kesalahan dan kekurangan serta kemauan berjalan bersama sebagai saudara yang sama-sama dicintai Tuhan.
Kita semua mensyukuri atas kesempatan untuk menggunakan alat-alat komunikasi modern sekarang ini sebagai anugerah Allah sendiri. Namun anugerah itu hanya akan membantu kita sejauh kita menggunakannya secara bertanggungjawab dan dengan tujuan untuk  pewartaan Kabar Gembira Allah kepada semua orang.

Kemajuan teknologi komunikasi sekarangan ini di samping dampak positif yang kita capai, ternyata bisa juga membawa akibat buruk. Karena yang buruk atau yang baik mempunyai peluang yang sama untuk dikomunikasikan. Melihat hal itu, kita menyadari betapa besar dampak peran alat-alat komunikasi dalam membentuk opini masyarakat dan menawarkan nilai-nilai. Dan secara tidak sadar cara hidup kita dibentuk dan ditentukan oleh media-media ini. Media-media itu membawa banyak yang baik dan berguna bagi kehidupan kita, namun juga banyak yang buruk bahkan jahat. Oleh karena itu, kita harus jeli menggunakan sarana komunikasi ini.
Maka marilah kita berusaha untuk dapat menggunakan alat-alat komunikasi secara tepat dan lebih bijaksana dalam menanggapi suatu hal dan mengkomunikasikannya dengan baik. (FX. Mgn)

Jumat, 07 Mei 2010

MENJADI SAKSI TUHAN DALAM SEMANGAT KEBANGKITAN DAN PENGAMPUNAN


HR RY KENAIKAN TUHAN (C)
Hari Kamis, 13 Mei 2010

Kis 1:1-11;
Ibr 9:24-28. 20:19-23;
Luk 24:46-5

Para saksi adalah mereka yang bisa mengungkapkan apa yang mereka dengar, mereka lihat dan mereka alami serta mereka ketahui atas peristiwa atau kejadian.

Seperti dalam Injil hari ini, para murid Yesus diminta untuk menjadi saksi atas diri-Nya sebelum Ia naik ke surga. Para murid diharapkan menjadi saksi akan siapakah Yesus itu dan saksi akan pengampunan dosa. Kesaksian pertama adalah memberikan kesaksian bahwa Tuhan Yesus telah menderita sengsara, disalib, wafat dan pada hari ketiga dibangkitkan. Sedangkan kesaksian kedua adalah memberikan kesaksian bahwa pengampunan dosa dan pertobatan telah diwartakan kepada seluruh umat manusia dengan kedatangan Tuhan Yesus.

Selama empatpuluh hari sebelum Yesus naik ke surga, Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara dengan para murid agar mereka dengan setia melanjutkan pemakluman Kerajaan Allah secara utuh.
Tentu dalam penugasan kepada para murid, Yesus tidak melepaskan begitu saja. Ia akan melengkapi dengan “kekuasaan dari tempat yang tinggi” Mereka akan didampingi Roh Kudus dalam mewartakan Yesus kepada segala bangsa.
Yesus menyiapkan mereka dengan sempurna agar pewartaan pertobatan dan pengampunan dosa dalam nama-Nya berjalan terus.
Dengan persiapan penuh itu para murid akan mampu mewartakan pesan Yesus tersebut sampai ke seluruh penjuru dunia. Para murid akan penuh semangat bisa mewartakan dan menceriterakan kepada banyak orang bahwa selama hidup-Nya di dunia, Tuhan Yesus telah menerima pendosa dan mewartakan pengampunan dosa. Para murid juga menceriterakan kepada banyak orang bahwa Tuhan Yesus telah wafat dan bangkit.
Para murid bisa mengungkapkan semua kesaksian-kesaksian itu karena mereka memang melihat, mereka mendengar dan mereka mengalami tentang kehidupan Yesus, lebih-lebih tentang kesengsaraan dan kebangkitan-Nya.

Bagaimana dengan kita?
Pesan Yesus menjelang kenaikan ke surga, kiranya bukan ditujukan kepada para murid saja, tetapi juga ditujukan kepada kita semua yang mengaku menjadi murid-murid-Nya. Maka kita masing-masing dan juga sebagai kesatuan dalam kelompok, menjadi saksi Tuhan sendiri. Menjadi saksi Tuhan yang telah wafat dan bangkit, yang mengampuni semua manusia agar semua manusia berbahagia bersama Bapa.
Sama seperti para rasul, kita pun dibimbing dan diberi bantuan oleh Roh Kudus. Dengan begitu, tidak ada alasan bagi kita untuk merasa takut untuk memberi kesaksian pertobatan dalam hidup kita. Perubahan cara hidup yang lebih selaras dengan semangat kasih merupakan salah satu bentuk pewartaan kita.
Marilah kita menjadi saksi Tuhan dengan menghayati hidup dalam semangat kebangkitan Tuhan, dan hidup dalam semangat pengampunan Tuhan. (FX. Mgn)

Minggu, 02 Mei 2010

JANGAN GELISAH DAN GENTAR HATIMU


MINGGU PASKAH VI (C)
Hari Minggu, 9 Mei 2010

Kis 15:1-2.22-29;       
Why 21:10-14.22-23;  
Yoh 14:23-29

Pohon makin tinggi, makin besar anginnya. Makin tinggi posisi yang diduduki seseorang, makin besar pula tanggungjawabnya.

Seseorang yang mempunyai tanggungjawab yang besar sebagai kepala keluarga atau pimpinan suatu lembaga yang diembannya akan merasa gelisah dan khawatir bila harus meninggalkan sesuatu yang menjadi tanggungjawabnya; entah hanya sementara waktu, terlebih untuk selamanya. Maka sebelum ia sungguh yakin bahwa sepeninggalnya, apa yang telah dirintisnya akan tetap bisa terlaksana dan berjalan dengan baik, pasti mereka berulang-ulang meninggalkan pesan dan petunjuk demi menguatkan hati mereka yang ditinggalkan.

Misalnya seorang bapak yang akan memasuki masa pensiun, sebagai orang yang bertanggungjawab, maka ia akan memberi pengarahan dan pelatihan kepada penggantinya sebelum ia betul-betul pensiun dan meninggalkannya, agar pelayanan di kantornya tetap berjalan dan terlaksana dengan baik.
Demikian juga seorang kepala keluarga yang baik dan bertanggungjawab ketika ia akan bertugas ke luar daerah untuk waktu yang lama; ia tidak akan membiarkan istri dan anak-anaknya terlantar. Maka ia memberikan biaya hidup yang cukup kepada keluarga yang ditingalkanya selama ia pergi; dan juga berpesan kalau ada apa-apa dapat minta bantuan kepada si A atau si B, dst. Selain pesan, si bapak tersebut berjanji pada keluarganya akan selalu mengadakan kontak, sejauh ada kesempatan. Dengan demikian keluarga akan tenang.

Peristiwa yang sama juga terjadi pada zamannya Tuhan Yesus, di mana Ia mempunyai tanggungjawab yang sangat besar terhadap kelangsungan hidup dan keselamatan umat manusia. Ketika Ia merasa bahwa saat perpisahan sudah dekat, Ia mengkhawatirkan para murid-Nya, apakah mereka sanggup bertahan? Sanggup meneruskan apa yang telah dirintis-Nya. Maka Ia berpesan kepada para murid-Nya agar mereka saling mengasihi satu sama lain. Yesus juga berpesan agar mereka jangan khawatir dan kecil hati karena bila kelak Ia sudah tidak bersama mereka, akan ada Penghibur yaitu Roh Kudus yang mendampingi dan mengingatkan mereka, apa saja yang pernah Ia katakan kepada mereka. Roh Kudus akan mendampingi dan mendorong serta memberi kekuatan kepada mereka kata-Nya, “Jangan gelisah dan gentar hatimu. Untuk itu berbuatlah seperti yang Kuperintahkan kepadamu, “Barangsiapa mengasihi Aku, berarti akan menepati sabda-Ku, sebab apa yang Kukatakan kepadamu bukan daripada-Ku melainkan dari Bapa yang mengutus Aku.  Dan damai sejahtera Kutinggalkan dan Kuberikan kepadamu.”

Bagaimana dengan kita?
Sepanjang kita masih mau mendengarkan pesan Yesus, yaitu saling mengasihi, kita pun tidak perlu gelisah dan gentar. Kita tetap bersemangat dalam menjalani hidup ini, karena hidup adalah tanggungjawab. Walau dunia ini makin keras dan tidak bersahabat, namun kita semua percaya bahwa kita akan selalu didampingi Roh Kudus. Bila kita menghadapi rintangan, kesulitan, dan semangat kita mulai ada tanda-tanda kendor, kita akan selalu dikuatkan dan disemangati oleh Roh Kudus. Ada hari ada rezeki, ada iman ada pengharapan.
Marilah kita menjalani hidup sesuai dengan pesan Yesus, yaitu hidup yang diwarnai cinta kasih. Karena cinta kasih akan membawa damai, damai bagi semua orang yang kita jumpai di mana pun kita berada. Yaitu Damai sejahtera Yesus Kristus yang Ia tinggalkan dan Ia berikan untuk kita semua. (FX. Mgn)