SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BERJUMPA

Senin, 17 September 2012

MINGGU BIASA XXV (B) Minggu, 23 September 2012



SALING MELAYANI SEPERTI DIA MENJADI PELAYAN KESELAMATAN UMAT MANUSIA

Keb 2:12. 17-20;                 
Yak 3:16 – 4:3;    
Mrk 9:30-37

Yesus menyatakan terus terang bahwa diri-NYa akan mengalami penderitaan dan mati di kayu salib. Dengan lebih tegas lagi Yesus mengatakan bahwa Ia akan dibunuh oleh tangan manusia dan tiga hari sesudahnya akan bangkit.
Kali ini, Yesus ingin mempersiapkan iman dan mental para murid untuk menghadapi goncangan jika apa yang dinubuatkan-Nya itu terjadi. Ia juga memberi gambaran yang tepat kepada para murid-Nya bagaimana seharusnya yang mereka lakukan dalam Kerajaan-Nya.
Pernyataan itu malah membingungkan dan membuat khawatir para murid. Mereka segan menanyakan hal itu karena masih trauma sejak Yesus memarahi Petrus yang tidak memikirkan kehendak Allah tetapi hanya memikirkan kehendak manusia. (Mrk 8:33). Dalam pemikirannya para murid masih mempersoalkan siapa yang terbesar di antara mereka. Rupanya waktu itu persoalan status, gengsi dan ambisi melanda para murid-Nya. Mereka masih mengharapkan suatu kerajaan dunia dan politis. Namun Yesus menyatakan bahwa dalam Kerajaan-Nya kelak orang yang terdahulu harus menjadi yang terakhir dan menjadi pelayan semua orang.

Bagaimana dengan kita?
Sekarang, gengsi dan ambisi juga menjadi masalah bagi kita. Sekarang ini banyak orang yang berebut kuasa. Orang berambisi untuk menjadi orang besar yang dihargai oleh orang lain. Namun untuk meraihnya seringkali dengan mengabaikan tatanan dan kaĆ­dah yang benar dengan merendahkan orang lain. Bahkan menghancurkan orang lain yang dianggap saingannya. Dengan demikian, model saling menjatuhkan menjadi cara jitu yang biasa di dunia ini. Sungguh bertentangan dengan pemikiran dan harapan Yesus, bahwa kalau menjadi pemimpin, mau menjadi hebat, Yesus menganjurkan kita untuk menjadi pelayan bagi banyak orang. Memang, dalam pemikiran kita sulit menangkap pernyataan Yesus itu bila menerimanya secara harafiah. Kita bisa menangkap pesan itu bila menerimanya secara iman. Harapan Yesus bagi pengikut-Nya agar menjadi pelayan di antara semua. Pelayan bukan berarti status atau posisi sebagai pesuruh atau bawahan tetapi bertanggungjawab melayani sesama sesuai dengan peran kita masing. Seperti yang dilakukan Yesus dalam sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya. Yesus setia pada Bapa-Nya dan taat melaksanakan kehendak-Nya. Ia menjadikan diri-Nya pelayan keselamatan umat manusia. Ia telah memberi contoh dan pengajaran kepada kita begitu pentingnya kerendahan hati dalam pelayanan.
Marilah kita berjalan bersama dalam Tuhan saling melayani bukan minta dilayani, dan tidak iri atau mementingkan diri sendiri agar kita memperoleh buah-buah yang baik yaitu kebenaran dalam damai. (Yak 3:16-17). (FX. Mgn).