SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BERJUMPA

Senin, 04 Juni 2012

HARI RAYA TUBUH DAN DARAH KRISTUS (B) Minggu, 10 Juni 2012



MENYAMBUT TUBUH KRISTUS MENERUSKAN CINTA KASIH TUHAN

Kel 24:3-8
Ibr 9:11-15;
Mrk 14:16.22-26

      Dalam suatu organisasi partai atau kelompok tertentu, biasanya untuk menjadi anggota diminta menanda tangani surat pernyataan dukungan dan kesetiaan. Bahkan untuk membuktikan dan kesetiaan mereka, ramai-ramai membuat jempol darah. Dengan membuat tanda jempol darah, mereka mau melaksanakan semua peraturan serta kebijaksanaan organisasi.
      Demikian juga ketika Musa memberitahukan firman kepada bangsa Israel, mereka mau menerima dengan kompak siap mendengarkan dan melakukan firman itu. Sebagai bukti bahwa semua firman dan peraturan yang telah diucapkan Tuhan kepada umat Israel akan dilaksanakan, maka dibuatlah perjanjian dengan tanda darah. Dengan mengambil sebagian darah kurban bakaran dan menuangkannya pada mesbah serta mengoleskannya pada umat Israel, menunjukkan bahwa mereka akan setia melaksanakan firman Tuhan. Pernjanjian yang ditandai dengan darah ini bersifat abadi dan mengikat.
      Kalau dalam Perjanjian Lama, perjanjian antara Allah dan manusia ditandai dengan memercikkan darah hewan kurban. Namun dalam Perjanjian Baru, Yesus memberikan Tubuh dan Darah-Nya sebagai kurban yang memperbarui perjanjian antara Allah dan manusia sekaligus pelaksanaan karya pembebasan manusia. Dialah imam yang mempersembahkan kurban sekaligus menjadi Anak Domba Allah yang dikurbankan. Darah yang ditumpahkan-Nya di kayu salib menguduskan hati nurani kita, agar kita semua dapat menerima keselamatan kekal sebagai umat Allah, seperti yang telah dijanjikan-Nya.
      Setelah menyucikan umat manusia dengan darah-Nya, Yesus memberikan tubuh-Nya menjadi sumber kekuatan perjuangan kita menuju tanah terjanji, yaitu kehidupan surgawi bersama Allah. Secara menyeluruh, pemberian darah dan tubuh Yesus bagi kita menjadi perwujudan kehendak Allah untuk selalu bersatu dalam hidup kita, menemai, menjaga, memberi kekuatan dan membantu kita untuk setia menapaki jalan keselamatan yang telah ditunjukan-Nya kepada kita.
      Pada Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus ini seluruh Gereja bersyukur atas karya keselamatan Allah yang terungkap pada Perayaan Ekaristi yang berakar dari apa yang dilakukan Yesus di depan para murid-Nya dalam perjamuan Paskah Yahudi. Dalam Perjamuan Terakhir itu Ia mengambil roti untuk merepresentasikan Tubuh-Nya dan anggur sebagai Darah-Nya. Yesus mengambil Roti: ”Ambillah, inilah Tubuh-Ku ... Inilah Darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang.” Dari peristiwa itu Ia mewahyukan Diri-Nya sebagai Mesias Sang Penyelamat.
      Marilah kita merenungkan sejenak misteri Tubuh dan Darah Kristus, yang kita sambut dalam setiap kali ikut Perayaan Ekaristi. Menyambut Tubuh dan Darah Kristus berarti rela untuk berkorban bagi keselamatan sesama sebagaimana dilakukan Yesus sendiri. Perbuatan Yesus, sebagaimana dirayakan dalam Ekaristi, Ia menyerahkan diri-Nya sebagai santapan bagi kehidupan. Ketika kita menerima Ekaristi atau Tubuh dan Darah Kristus, membawa konsekuensi meneruskan cinta kasih Tuhan kepada sesama, yang akhirnya membuat dunia menikmati damai dan kasih-Nya. (FX. Mgn)