SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BERJUMPA

Senin, 21 Maret 2011

AKULAH, SUMBER AIR HIDUP

MG PRAPASKAH III (A)
Minggu, 27 Maret 2011                   

Kel 17:3-7;            
Rm 5:1-2.5-8;          
Mat 4:5-42

Siang itu Yesus yang sedang kehausan duduk dipinggir sumur Yakub, meminta minum kepada perempuan Samaria yang sedang mengambil air di sumur itu. Perempuan itu menolak memberikan air kepada Yesus karena ia tahu bahwa Yesus adalah orang Yahudi. Sebagai orang Samaria ia tahu buruknya hubungan orang–orang Samaria dengan orang-orang Yahudi.
Orang Samaria sudah dibentuk oleh nenek moyangnya bahwa ia memiliki sumur pemberian Allah melalui Yakub itu merupakan  satu-satunya sebagai sumber air kehidupan mereka di situ. Tetapi Yesus mengatakan bahwa, orang yang meminum air dari sumur itu akan haus lagi, tetapi siapa pun yang meminum air dari-Nya tidak akan haus selamanya. Karena air yang diberikan adalah ”air kehidupan” yang akan menjadi mata air keselamatan yang memancar sampai kepada hidup yang kekal.
Perempuan itu mulai berpikir siapakah orang Yahudi itu? Apalagi setelah Yesus membuka ”hidup pribadi perempuan” itu, maka perempuan itu merasa terpojok dan percaya bahwa ia berhadapan dengan ”Mesias”. Nampaknya perempuan itu berubah yang tadinya menyapa Yesus dengan ”engkau orang Yahudi berubah menjadi tuan, lalu nabi, kemudian, ”mungkinkah Dia itu Mesias?” Kata Yesus kepadanya, ”Akulah Mesias yang ditunggu-tunggu dan sekarang sedang berkata-kata dengan engkau”.
Tantangan demi tantangan bermunculan dalam hatinya, tetapi perempuan itu tetap tegar. Bahkan kepercayaan yang mulai bersemi dalam hati, dibiarkan tumbuh berkembang. Dan selanjutnya menjadi tenaga pendorong semangatnya untuk mewartakan Kristus kepada teman-teman sebangsanya.

Bagaimana dengan sikap kita?
Seringkali kita beranggapan sebagai murid-murid Kristus  merasa nyaman dalam lingkup sendiri, tanpa menyadari bahwa keselamatan dikaruniakan Tuhan kepada semua umat manusia. Sulit kiranya membuat perubahan dalam diri kita untuk membuka diri bagi orang lain demi keselamatan bersama. Reaksi kita lamban ketika menyaksikan diantara sesama kita yang masih harus berjuang untuk hidup, hidup layaknya sebagai warga masyarakat. Tanpa kita sadari bahwa iman kita perlu diwujudkan dalam perbuatan nyata yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
           Marilah kita jangan terjebak dalam pemikiran sendiri seperti pandangan orang Samaria tadi, sehingga tidak mampu memahami maksud Yesus, ”Berilah Aku minum”. Padahal maksud Yesus berikan egomu kepada-Ku dan kau akan Kuberi air hidup yaitu Roh Kehidupan yang baru, yang tidak akan bisa mati. Seperti bacaan Injil hari ini, Yesus memberikan air hidup bukan hanya kepada orang Yahudi tetapi juga kepada orang Samaria yang mau menerima Dia untuk memperoleh keselamatan. (FX. Mgn)