SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BERJUMPA

Senin, 12 Juli 2010

MENERIMA YESUS DENGAN SIKAP MARIA


MG BIASA XVI (C)
Hari Minggu, 18 Juli 2010

Kej 18:1-10a;    
Kol 1:24-28;      
Luk 10:38-42

      Ketika Yesus bertamu ke rumah sahabat-Nya yaitu Marta dan Maria. Tentu Yesus disertai para murid-Nya dan Ia pun disambut oleh kedua wanita itu dengan hangat. Marta langsung ke belakang sibuk mempersiapkan hidangan, sesekali menjawab pertanyaan Yesus dari dapur. Namun Maria adiknya, di depan menemani Yesus berbincang-bincang dan bertukar pikiran dengan asyiknya. Maria senang mendengarkan wejangan Yesus dan mencoba untuk mengerti apa yang dikehendaki-Nya. Maria ingin sekali mengerti semangat dan ajaran Yesus dengan berbicara secara pribadi dengan-Nya. Melihat hal itu Marta agak kesal kepada Maria adiknya, kenapa ia tidak mau membantu sedikit pun. Malah hanya duduk manis seperti tamu dan ngobrol saja dengan Yesus.
      Yesus menanggapi Marta dengan mengatakan, bahwa Maria telah memilih bagian yang terbaik. Yesus tidak mengatakan bahwa yang dilakukan Marta itu tidak baik, tetapi apa yang dilakukan Maria itu terbaik. Kenapa? Maria telah menemukan dan memilih Yesus sebagai keutamaan hidupnya. Ia ingin dekat secara pribadi dengan mendengarkan Yesus dan berkomunikasi dengan Dia. Saat itu Yesus pun lebih senang disambut dengan hangat kehadiran-Nya dan ingin diajak bicara daripada diberi hidangan. Hal ini kurang diperhitungkan oleh Marta. Marta maunya baik, tetapi keliru menafsir apa yang ada di dalam hati Yesus. Marta telah berbuat baik, namun kurang tepat. Tetapi Maria mau menunda bekerja sejenak karena ingin dekat dahulu dengan Tuhan.
      Dalam kehidupan sehari-hari, kita pun suka berperilaku seperti Marta terhadap Yesus. Sering kali kita sibuk dengan segala macam kegiatan yang sebenarnya tidak perlu dan tidak dikehendaki Tuhan.

        Lalu bagaimana dengan kita harus memilih?
      Dalam hidup kita ada dua kepentingan. Kepentingan jasmani dan kepentingan rohani. Kepentingan jasmani dipuaskan dengan hal-hal duniawi. Seperti kita lapar baru puas kalau sudah makan. Jika kita lelah harus istirahat. Tetapi kepentingan rohani, tidak bisa dipuaskan dengan hal duniawi. Kepentingan rohani hanya bisa dicukupi dengan memberikan suasana, waktu, dan kedekatan dengan Tuhan. Bahwa kita harus bekerja, itu penting. Jika kita ingin kecukupan hal materi. Namun dalam kehidupan kita juga harus ada waktu untuk Tuhan, berdoa, menjalin relasi yang akrab dengan Tuhan secara pribadi. Jangan saking sibuknya membuat lupa untuk meluangkan waktu diam sejenak mendengarkan bisikan Tuhan.
        Semangat Marta itu baik, tetapi alangkah baiknya kalau kita gabungkan dengan sikap Maria. Sikap Maria yang menerima kedatangan Yesus secara pribadi, sebagai lambang penerimaan sabda Allah kepada manusia. Semoga kedatangan Yesus sebagai utusan Allah menjadi pemersatu keluarga, sekaligus juga menjadi penentu dalam menanggapi sabda-Nya. (FX. Mgn)