SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BERJUMPA

Minggu, 21 November 2010

BERJAGA-JAGA DAN SIAP SIAGA MENANTIKAN KEDATANGAN TUHAN

MINGGU ADVEN I (A)
Hari Minggu 28 November 2010


Yes 2:1-5;                 
Rm 13:11-14a;          
Mat 24:37-44

      Mulai hari ini kita mengawali masa Adven. Dalam masa Adven ini kita diajak untuk mempersiapkan diri menyambut kedatangan Tuhan yang pertama kali di dunia. Kedatangan-Nya akan menghimpun seluruh bangsa dalam kerajaan Allah yang abadi dan damai sejahtera. Kita akan merenungkan dan merayakan kedatangan Sang Sabda menjadi manusia, yakni Yesus Kristus yang lahir di Betlehem. Kedatangan-Nya yang pertama ini dalam kemiskinan dan kehinaan, tetapi kedatangan-Nya yang kedua dalam kemuliaan dan kejayaan. Dan kedatangan Tuhan yang kedua kalinya masih kita nantikan, yakni pada akhir zaman saat Tuhan Yesus Kristus datang mengadili orang hidup dan mati.
      Maka jangan heran bacaan-bacaan hari ini justru mengarahkan kita pada kedatangan Tuhan yang kedua, yaitu kita diajak untuk mempersiapkan kedatangan-Nya pada akhir zaman. Di mana kita diminta agar berjaga-jaga dan siap sedia, karena kedatangan-Nya tidak bisa kita duga. Rasul Paulus mengarahkan kita dalam menyambut kedatangan Tuhan dengan hidup sopan, tidak hidup boros dengan pesta pora dan mabuk-mabukan, tidak hidup dalam percabulan dan hawa nafsu serta iri hati dan perselisihan.
     
      Bagaimana sikap kita?
      Setiap kali kita memasuki masa Adven, kita selalu diingatkan untuk bersiap sedia dan berjaga-jaga. Namun seringkali kita lengah, jauh dari sikap berjaga-jaga dengan hidup boros. Seperti halnya pada zaman Nuh, sebelum air bah itu orang pada makan dan  minum, kawin dan mengawinkan. Jadi apakah salah ketika kita dalam menantikan kedatangan Tuhan, dengan pesta makan-minum dan kawin-mengawinkan? Makan-minum dan kawin-mengawinkan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang utama dalam kehidupan ini. Tetapi makan-minum juga dapat menjadi suatu hal yang tidak baik ketika dilandasi oleh nafsu rakus dan “mumpung”. Akibatnya tidak mampu mempersiapkan diri meyambut kedatangan Tuhan dengan baik.

      Sikap berjaga-jaga menantikan kedatangan Tuhan dengan tidak harus pesta pora dan boros, saya jadi tertarik melihat sikap seorang pastor yang baru ditugaskan menjadi pastor paroki; di mana paroki itu belum mempunyai gereja tetapi setiap tahun mengeluarkan dana ratusan juta rupiah menyewa gedung untuk pesta natal atau paskah. Ia mencari solusi dengan menghubungi pastor paroki lain yang mau membolehkan gerejanya dipakai untuk natalan. Memang resikonya agak jauh untuk bisa menghadiri misa natal tersebut, tetapi ia menghimbau agar umatnya mau memahami kondisi parokinya yang selama ini belum mempunyai gereja. Umat diminta pengorbanannya setahun sekali agar rela meluangkan waktu datang natalan di tempat yang agak jauh itu. Berkorban juga demi Kristus yang telah rela mengorbankan segala-galanya karena cintanya pada umat-Nya.
      Marilah kita menyambut kedatangan Sang Terang dengan hati terbuka dan dengan senjata terang seperti siang hari, dengan mau menerima pendapat orang lain dan mengenyampingkan ego kita agar layak menerima kehadiran Terang yang sesungguhnya sedang datang ke dalam dunia. (FX. Mgn)