SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BERJUMPA

Senin, 06 September 2010

HIDUP DALAM JALUR KEHENDAK ALLAH


MG BIASA XXIV (C)
Hari Minggu, 12 September 2010


Kel 32:7-11. 13-14;
1 Tim 1:12-17;   
Luk 15:1-32 (15:1-10)


      Seorang bapak sebut saja Soklipo, berbagi pengalaman iman dan mengungkapkan rasa terima kasih dan kegembiraannya yang sangat besar kepada Soklinthi istrinya. Soklipo dalam perjalanan rumah tangganya pernah tergoda oleh seorang perempuan. Ketika itu ia sering pulang larut malam, bahkan pernah tidak pulang. Ia membohongi istrinya dengan berbagai alasan dengan mengatakan ada pekerjaan di luar kota atau sedang lembur agar istrinya percaya. Pada suatu ketika istrinya tahu dan sangat marah. Kedoknya terbongkar semua setelah istrinya menemukan surat-surat cinta dari pasangan gelapnya dan seringkali istrinya mengangkat telepon dari seorang perempuan.
      Dalam peristiwa ini, yang baginya sangat menyentuh, meskipun istrinya marah tetapi tidak memaki-maki atau minta cerai. Sebaliknya, setelah reda marahnya, sang istri mengingatkan agar ia kembali ke jalan yang benar. Soklinthi bilang, ”Mas, aku tahu setiap orang bisa bersalah tetapi aku tetap mencintaimu. Aku ingin agar mas Soklipo kembali demi anak-anak kita.” Penerimaan kembali dan kata-kata istrinya itulah yang menyentuh hati bapak tadi, sehingga akhirnya ia mau kembali ke jalan yang benar.
      Dalam perjalanan hidupnya bersama kembali, si istri tidak pernah mengungkit kesalahannya yang pernah dilakukan suaminya. Hal itu membuat si bapak tadi begitu mencintai keluarganya dan membuat semangat hidupnya bangkit kembali. Ia begitu gembira dan bersyukur bahwa istrinya masih mencintai dan mau menerima kembali. Istrinya tetap menerima suaminya meskipun bersalah dan mau mengampuni. Berkat penerimaan kembali dan pengampunan itulah, si suami kembali ke jalan yang baik dan bersyukur. Kegembiraan si bapak diungkapkan dalam perjalanan hidup rumahtangga selanjutnya dengan lebih mencintai istri dan anak-anaknya. Keputusan istri tadi sungguh mengungkapkan cinta sejati yang diwujudnyatakan dalam pengampunan dan penerimaan sang suami yang bersalah.
      Injil hari ini juga menggambarkan cinta sejati antara Tuhan dan umat-Nya. Ada tiga contoh gambaran Tuhan yang penuh belas kasih yang diungkapkan dalam perumpamaan. Cinta Tuhan terhadap manusia yang berdosa digambarkan seorang gembala baik yang tetap mau mencari seekor dombanya yang tersesat sampai ketemu, dari sembilanpuluhsembilan ekor lainnya. Gembala itu tetap mencintai seratus ekor dombanya secara utuh dengan tidak mau kehilangan seekor pun. Cinta Tuhan juga digambarkan dengan seorang perempuan yang kehilangan satu keping dari sepuluh dirhamnya. Perempuan itu mencarinya dengan cermat sampai menemukannya. Cinta sejati Tuhan terhadap manusia juga digambarkan dalam perumpamaan seorang bapak yang baik, yang mau menerima kembali anaknya yang tidak setia dan telah menghambur-hamburkan harta benda ayahnya dengan berfoya-foya. Cinta Tuhan terhadap manusia itulah gambaran yang harus kita miliki dalam iman kristiani. Tuhan telah membuat kita gembira dan penuh harapan karena Ia mau menerima kita yang berdosa. Cinta sejati Tuhan kepada kita bukan hanya digambarkan dengan menerima kembali dan mengampuni anak yang bersalah, tetapi Tuhan juga mencari sampai menemukan orang yang tersesat, agar kembali ke jalan yang benar.
      Semoga kita mau belajar dari pengalaman iman Soklinthi yang menghendaki utuhnya keluarga dengan menerima kembali Soklipo yang pernah tersesat hidupnya. Dan marilah hidup dalam jalur kehendak Allah agar Ia bergembira dan seluruh surga bersukaria memandang kita, karena di mata Tuhan kita sangat berharga sehingga Dia akan tetap mencari dan menyelamatkan kita. (FX. Mgn)