SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BERJUMPA

Senin, 15 Agustus 2011

SIAPAKAH YESUS ITU MENURUT SAYA?

MINGGU BIASA XXI (A)
Minggu, 21 Agustus 2011

Yes 22:19-23;
Rm 11:33-36;
Mat 16:13-20

Dalam sebuah warung makan yang penuh pengunjung, saya menyaksikan seorang yang sedang makan. Sebelum makan ia membuat tanda salib, tetapi membuat tanda salibnya sangat kecil. Hampir tak kelihatan kalau tidak diperhatikan. Kemudian saya tanya, “Anda Katolik?” “Ya sudah lama, sejak kecil”, jawabnya. Saya tanya lagi, “Kok kecil sekali salibnya?” Dengan spontan ia mengatakan, “Malu akh, membuat tanda salib di depan banyak orang.”
Ada keluarga setiap Minggu pagi pergi bersama seluruh anggota keluarganya. Tetangganya menyapa, “Kok saban Minggu pagi pasti pergi sekeluarga, kemana to pak? Sambil tetap berjalan ia menyahut, “Biasa jalan-jalan, shopping.”
Hal ini bisa terjadi pada keluarga katolik yang tinggal di suatu tempat yang mayoritas non katolik. Seringkali orang takut menyatakan dirinya sebagai orang katolik. Tidak berani dengan terus terang mengatakan bahwa saya katolik kalau hari Minggu saya ke gereja. Sikap demikian sama halnya dengan takut mengakui Tuhan kita. Mudah-mudahan ini tidak terjadi pada warga kita. Sebab hal ini tidak sesuai dengan harapan dan kehendak Tuhan.

Dari dua contoh kejadian di atas berbeda jauh dengan pengakuan Petrus saat Yesus di Kaisarea Filipi di mana Yesus berdialog dengan para murid-Nya setelah cukup lama mengikuti-Nya. Para murid ditanyai Yesus, “Siapakah Aku ini menurut kalian semua?” Mereka ditanyai tentang jati diri-Nya, maka Simon Petrus mewakili teman-temannya mengatakan dengan terus terang bahwa Engkau adalah Mesias, Putra Allah yang hidup!
Jawaban Petrus memang tepat dan itu menandakan bahwa pengakuan imannya sungguh berasal dari Bapa di surga. Dengan jawaban tersebut, Petrus dianggap layak menerima kunci Kerajaan Surga. Apa yang diungkapkan Petrus memang suatu pernyataan iman. Ungkapan hubungan pribadi dia dengan Tuhan sendiri. Iman yang bersifat pribadi, yang merupakan suatu tanggapan mendalam terhadap sapaan dan kasih pribadi Allah kepadanya.
Pertanyaan yang sama juga ditujukan kepada kita, siapakah Yesus menurut saya? Bagi kita apakah kita juga berani dan tegas serta tidak malu menyatakan iman kita dengan mengatakan, Yesus Engkaulah Tuhan yang membimbing, menyertai dan mengarahkan kita masing-masing. Pernyataan iman yang menunjukkan hubungan dan penghayatan kita akan Tuhan dalam hidup di tengah masyarakat.
Kita menyadari kemantapan iman membutuhkan suatu proses. Tidak selalu mudah bagi kita untuk menyatakan iman kita dengan penuh kemantapan dan keberanian karena kerap kali hambatannya cukup banyak. Kendati begitu, tugas untuk menjadi saksi iman tetaplah tugas yang harus dijalankan oleh pengikut Kristus. Iman yang tidak diwartakan tidak akan menghasilkan buah, lebih-lebh jika iman tersebut tidak diwujudkan dalam perbuatan nyata.
       
       Semoga kita yang sudah menjadi pengikut-Nya, tidak perlu takut dan malu mengakui sebagai orang katolik. Dengan pengakuan itu ada kosekuensinya, yaitu kita sebagai Gereja tidak akan lepas dari masalah dan kesulitan. Tetapi Yesus berjanji bahwa Gereja yang Ia dirikan itu tidak akan dikuasai alam maut karena Tuhan sendiri telah mengalahkan maut itu. Dan Ia berjanji akan senantiasa menyertai Gereja sampai akhir zaman. (FX. Mgn)