SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BERJUMPA

Jumat, 26 Maret 2010

IA RELA MENDERITA DAN MENYERAHKAN HIDUP-NYA DEMI KESELAMATAN MANUSIA


JUMAT AGUNG
Memperingati Sengsara dan Wafat Tuhan
Hari Jumat, 2 April 2010

Yes 52:13 – 53:12;
Ibr 4:14-16; 5:7-9;
Yoh 18:1 – 19:42

Yesus yang selama hidupnya setia kepada Bapa-Nya dan cinta-Nya dicurahkan kepada manusia, harus wafat karena dosa manusia.

Di saat-saat akhir hidup-Nya para sahabat-sahabat-Nya satu-persatu meninggalkan Dia. Pada saat Ia kesepian membutuhkan teman semuanya pergi menjauh daripada-Nya. Tentu sangat menderita dan pedih hati-Nya, takala perjamuan malam Yudas meninggalkan Dia. Yudas mencium Dia untuk menunjukkan kepada para serdadu bahwa Dialah orangnya. Tidak hanya itu Petrus murid kesayangan-Nya menyangkal Dia, bahkan sampai tiga kali, “Aku tidak kenal orang itu.”
Ketika Dia diadili secara tidak adil, Ia dicemohkan oleh banyak orang, disiksa dengan bengis dan diperlakukan seperti seorang penjahat. Tak satu pun murid-Nya mendampingi atau membela-Nya. Tentu Ia sangat kecewa tatkala banyak orang berubah pikiran dengan begitu cepat, tatkala Ia harus menjadi pesakitan. Tadinya menyanjung-Nya sebagai Raja, tetapi saat itu semua berteriak, “Buang, buang saja! Salibkan Dia!” Hal ini tentu membuat hati-Nya gundah dan perang batin, seolah-olah Bapa-Nya pun meninggalkan Dia, “Ya Bapa, mengapa Engkau meninggalkan Daku.”

Saat tergantung di kayu salib, Ia menahan sakit, lapar dan haus yang tak terperikan setelah memanggul salib menaiki bukit Golgota. Dan dari atas kayu salib dengan wajah yang tegar dan pasrah kepada Bapa-Nya, Ia mengatakan: “Ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang dilakukannya.” Dari perkataan-Nya itu menunjukkan bahwa Dia sungguh mencintai manusia. Mencintai para murid-Nya yang meninggalkan Dia. Mencintai orang-orang yang mencemohkan dan mengejek Dia dan orang-orang yang menyalibkan Dia. Ia tetap setia pada Bapa-Nya yang seakan-akan meninggalkan Dia sendirian, dan sabda-Nya “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu, Kuserahkan hidup-Ku.” Kemudian Ia menundukkan kepala dan wafat.

Bisa kita rasakan betapa besar cinta-Nya kepada manusia, kepada kita sekalian. Ia telah menjalani tugas penebusan. Kini dosa kita telah ditebus-Nya. Kendati kita sangat berdosa, Ia tetap mengampuni dan menerima kita semuanya. Ia rela menderita dan menyerahkan hidup-Nya demi keselamatan manusia. Semoga dengan cinta-Nya tak terbatas kepada manusia, kita semua mau bersyukur kepada-Nya dan meniru semangat-Nya. (FX. Mgn)