SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BERJUMPA

Senin, 02 Agustus 2010

BERBAHAGIALAH HAMBA YANG SELALU SIAP SEDIA


MG BIASA XIX (C)
Hari Minggu, 8 Agustus 2010

Keb 18:6-9;
Ibr 11:1-2. 8-19;
Luk 12:32-48 (12:35-40)

      Yesus menasihati para murid-Nya, bagaimana harus hidup. Hidup yang tidak dalam ketakutan karena seluruh hidup kita ini adalah milik Tuhan. Walau sebagai ’kawanan kecil’, Tuhan memberikan kamu Kerajaan ini. Namun dalam menjalani hidup harus waspada dan siap siaga, lebih-lebih harus siap sedia untuk menerima kedatangan Tuhan. Karena dalam hidup ini juga penuh dengan hal-hal yang tidak terduga dan tiba-tiba. Hidup tidak selamanya mulus, adakalanya juga ada kegagalan. Kegagalan bisa terjadi karena ketidaksiapan dan menganggap sepele persoalan.
     
      Seperti dalam bacaan Injil hari ini, Yesus menjelaskan bagaimana seharusnya kita menjalani hidup ini? Yesus mengambil model hidup seorang hamba untuk menjelaskan bagaimana para murid-Nya harus hidup. Seorang hamba yang setia akan selalu melaksanakan tugas dan melayani majikannya. Bila seorang hamba tidak siap melayani ketika majikan membutuhkannya, sudah barang tentu ia akan menerima sangsi. Karena kedatangan Tuhan tidak bisa diketahui kapan tepatnya. Kedatangan Tuhan bisa terjadi setiap saat. Maka sebagai seorang hamba hendaknya pinggangnya tetap terikat dan pelitanya tetap menyala. Siap menyambut Dia setiap saat, jangan sampai ketika Dia datang, tidak siap dan menjadi kecewa.
     
      Siap menerima dan melayani majikan bisa menjadi model cara kita hidup sebagai orang beriman. Majikan di sini tentu saja Tuhan sendiri. Kita ini hamba-hamba-Nya. Kita harus siap dan berjaga melaksanakan tugas setiap saat. Semua waktu dan kesempatan yang kita miliki adalah milik Tuhan maka harus kita serahkan kepada-Nya. Orang yang pasrah kepada Tuhan akan selalu menantikan kedatangan-Nya, sebab bila Tuhan datang ia akan merasa lega. Kesetiaannya kepada Tuhan mendorong untuk berjaga sebelum bertemu dengan Tuhan. Tentu saja dalam kesiapsiagaanya, ia berusaha melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan. Karena itu Tuhan juga menjanjikan: ’berbahagialah mereka yang didapati berjaga ketika tuannya datang...’

      Bagaimana mewujudkan kesiapan kita?
      Kesiapan kita bisa diwujudkan dengan usaha mendengarkan sabda Tuhan setiap hari, menjalankan perintah-Nya, dengan hidup saling mencintai satu sama lainnya. Pekerjaan, kegiatan kita, dan segala sesuatu yang kita lakukan dan laksanakan sehari-hari harus menjadi ungkapan dan perwujudan sikap iman kita. Seluruh hidup kita dan perilaku kita merupakan kesiapan kita menyambut kedatangan Tuhan. Menyambut ’kedatangan Tuhan’ jangan semata-mata kita artikan kematian. Namun kedatangan Tuhan kita artikan ’suatu kehidupan baru’ maka kita akan merindukannya. Merindukan kedatangan Tuhan dengan setiap saat berbuat baik dan penuh kasih. Tidak ada kesempatan bagi kita untuk berhenti berbuat baik dalam segala situasi. Bila kita berhenti berbuat baik, berarti kita tidak berjaga lagi. (FX. Mgn)