SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BERJUMPA

Senin, 24 September 2012

MINGGU BIASA XXVI (B) Minggu, 30 September 2012


MEMBUKA DIRI DAN BERSAUDARA DENGAN SIAPA PUN UNTUK KEBAIKAN
Bil 11:25-29;     
Yak 5:1-6;   
Mrk 9:38-43.45.47-48
       
Kadangkala kita menjumpai dalam Gereja kita ada suatu kelompok yang merasa dan menganggap dirinya sebagai yang paling dekat dengan Roh Kudus, yang paling dicintai Tuhan, dan yang paling bersifat kristiani. Di luar kelompoknya dianggap tidak dekat dengan Tuhan atau bahkan Roh Kudus tidak hadir di situ. Mereka menganggap kelompok lain bukanlah benar-benar kristiani atau sekedar kristiani. Kelompok yang merasa kristiani menganggap kelompok lain tidak katolik sejati. Maka “timbul pemaksaan moral” agar kelompok lain itu masuk dalam kelompoknya, bahkan sampai terjadi kekerasan dengan melarang serta membubarkannya.
Sikap yang sama terjadi pada para murid Yesus seperti dalam Injil hari ini. Para murid melihat ada beberapa orang mengusir setan dan menyembuhkan orang sakit demi nama Tuhan, tetapi mereka tidak ikut kelompoknya. Maka mareka minta lepada Yesus agar melarangnya. Demikian juga pada zaman Musa hal seperti itu terjadi, ketika Eldad dan Medad kepenuhan Roh Kudus dan bernubuat, ada orang yang minta agar kedua orang ini dilarang dan dicegah karena tidak termasuk kelompok Musa. Dalam jawabannya, baik Musa maupun Yesus dengan tegas mengatakan “Jangan” Kata Musa, “Apakah engkau iri hati demi aku?”  Dan kata Yesus, “Jangan kamu cegah, sebab tidak seorang pun yang telah mengadakan mukzijat demi nama-Ku, dapat seketika juga mengumpat Aku. Barang siapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita”. Demikian Yesus menegor para murid-murid-Nya, yang tidak senang karena ada orang di luar kelompok mereka berbuat kebaikan. Memang Yesus sebagai pencetus cinta kasih dan tokoh kebaikan berharap semua juga melakukan, meskipun bukan pengikut-Nya. Ia  mengatakan, bahwa ada juga kebaikan di luar kelompok-Nya.

Bagaimana dengan kita?
Sementara ini, pandangan dan penilaian kita suka keliru. Sering kali kita menganggap yang bisa melakukan kebaikan adalah kelompok kita sendiri. Orang lain seolah-olah tidak bisa melakukannya. Malahan yang terjadi mereka kadang-kadang kebaikannya jauh dari yang kita duga.
Melihat hal itu usaha-usaha kita untuk semakin mendalami warta Injil dan meyakini kehendak Tuhan untuk menyelamatkan kita, perlu kita bina dan wujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Yaitu mewujudkan kebaikan Tuhan dan kehendak-Nya untuk bekerja sama dengan siapa saja, membuka diri dan bersaudara dengan siapa pun juga untuk kebaikan. Tidak harus menolak kelompok lain yang mau berjuang demi kebaikan manusia dan dunia kita hidup.
Dengan melihat orang lain berbuat baik, ide atau gagasan itu pasti datangnya dari Pribadi yang kita ikuti. Jika orang lain yang bukan pengikut Yesus bisa berbuat baik, bukankan ini merupakan peringatan atas kealpaan kita. Mestinya harus bisa melakukan kehendak-Nya dengan berbuat nyata sesuai dengan iman kita. Di mana banyak orang mengalami kesulitan untuk bisa memenuhi kebutuhan hidupnya, di situlah kita dituntut membuktikan iman kita dengan lebih peduli kepada sesama hidup. Tidak harus iri atau mengecam mereka yang lebih dahulu tanggap dan berbuat baik.
Dalam hal ini Yesus menegor dengan keras bila kita malah menjadi halangan bagi orang lain untuk berbuat baik. Yesus menghendaki supaya para pengikut-Nya rela menghindarkan diri dari kejahatan agar lebih layak menerima anugerah keselamatan dalam Kerajaan Allah. Karena rahmat dan keselamatan berlaku bagi siapa pun juga yang berkenan kepada Tuhan.
Marilah kita terbuka pada kebaikan orang lain. Justru kebaikan mereka menjadi pendorong bagi kita untuk semakin berbuat baik. Semoga rahmat Tuhan selalu beserta kita. (FX. Mgn)