SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BERJUMPA

Senin, 10 Oktober 2011

MEMBERI PERHATIAN SEIMBANG

MINGGU BIASA XXIX (A)
Minggu, 16 Oktober 2011
           
Yes 45:1.4-6;
1 Tes 1:1-5b
Mat 22:15-21

Seorang pelayan umat mengeluh karena ada beberapa warganya yang tidak aktif dalam kegiatan lingkungan dan tidak pernah ke gereja. Sebagai warga beranggapan asal sudah terdaftar di lingkungan, “beres." Mulai muncul ke lingkungan kalau ada urusan memasukkan anaknya sekolah atau mau menikahkan anaknya. Mereka malah menyalahkan pengurus, “Bukankah tugas mereka melayani umat, dan wajar kalau saya dilayani?”
Hal demikian membuat pelayan umat itu kesal, lalu ia mengatakan, “Biar nanti kalau ada apa-apa dibiarkan saja. Setiap kali dikasih undangan pertemuan tidak pernah datang, hari Minggu pun juga tidak ke gereja.” Pelayan itu tidak mau menegur langsung kepada orangnya tetapi hanya bergumam dan “ngomong” kepada para pengurus dan warga lainnya.

Dalam Injil hari ini, Yesus pun menghadapi orang-orang Farisi yang “brengsek dan bandel”, yang ingin menjatuhkan Yesus dengan mengajukan sebuah pertanyaan yang sifatnya bisa menjerat-Nya. Mereka bertanya, “Bolehkah saya membayar pajak kepada kaisar atau tidak?” Pertanyaan itu tidak disampaikan langsung kepada-Nya tetapi melalui para murid Yesus dan orang Herodian. Mereka tidak berani mengadapi Yesus karena telah berkali-kali soal jawab dengan-Nya tetapi selalu kalah. Ternyata Yesus mengetahui pikiran jahat dengan akal bulus mereka. Dengan tangkas, Ia memberi jawaban yang membuat orang-orang Farisi terheran-heran. “Berikan kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.” Dengan merujuk uang dinar, di mana salah satu sisi mata uang itu ada gambar dan tulisan Kaisar.
Dari jawaban itu Yesus mengajak kita untuk memberikan perhatian kepada semua masalah secara seimbang. Ketika mengambil keputusan harus adil dan tidak membeda-bedakan dengan memperhatikan yang satu tetapi mengabaikan yang lain. Tugas apa pun yang kita emban harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya layaknya hamba melayani tuannya.

Seperti pengalaman pelayan umat di atas tadi, seharusnya ia harus berani menegur warganya dan mau mendengarkan keluhan atau kesulitan apa yang menyebabkan tidak mau bergabung dalam kegiatan lingkungan dan tidak ke gereja. Sebagai pelayan umat juga harus berbuat adil terhadap warganya. Hak mereka untuk memperoleh pelayanan berupa pemberian undangan pertemuan atau pemberitahuan apapun harus diberikan, entah mereka aktif atau tidak. Mereka yang aktif atau pun tidak mempunyai hak yang sama. Tidak harus menghukum mereka dengan tidak akan melayani mereka, bila terjadi apa-apa.
Dengan melayani secara adil atau tidak pilih kasih dan penuh perhatian kepada mereka, akan membuat mereka sadar atas kewajibannya sebagai warga Gereja. Kita semua yang aktif akan diperhatikan Allah, demikian juga yang tidak aktif diperhatikan Allah  melalui pelayanan kita yang tidak membeda-bedakan dengan memberikan hak yang sama kepada mereka. (FX. Mgn)