SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BERJUMPA

Senin, 09 Juli 2012

MG BIASA XV (B) Minggu, 15 Juli 2012


“DIPANGGIL DAN DIUTUS YESUS UNTUK MEWARTAKAN KABAR GEMBIRA ALLAH”

Am 7:12-15;  
Ef 1:3-10;
Mrk 6:7-13

      Para murid diutus mewartakan kabar sukacita Allah, yaitu bahwa keselamatan sudah datang dalam diri Yesus Kristus. Mereka diminta mewartakan semangat kasih. Dan karena itulah mereka diutus berdua-dua, tidak sendirian agar dapat saling membantu dalam tugas dan sekaligus mengungkapkan semangat kasih mereka.
      Mereka tidak perlu membawa apa-apa kecuali tongkat dan alas kaki. Bekal mereka hanya kepercayaan dan ketergantungannya kepada Allah sendiri. Kalau mereka diterima di sebuah rumah warga bolehlah tinggal di situ, tetapi bila tidak diterima agar  secepatnya keluar dan tinggalkan tempat itu. Mereka diberi kuasa atas roh jahat dan diberi kuasa untuk menyembuhkan orang sakit. Dan hasilnya memang memuaskan. Banyak orang sakit disembuhkan, banyak roh jahat diusir.
      Pada zaman itu kerap kali sakit selalu dihubungkan dengan roh jahat, maka kuasa menyembuhkan orang sakit pun dikaitkan dengan kuasa roh jahat. Penyembuhan orang sakit juga selalu dikaitkan dengan pertobatan.
      Saat itu Yesus mengutus murid-murid-Nya mewartakan kabar gembira Allah. Apakah sampai sekarang perutusan itu masih relevan dengan kemajuan jaman yang sudah modern ini? Rasanya sampai sekarang pun model perutusan itu masih sangat diperlukan, karena manusia bukan semakin bertobat dan menjauhi roh-roh jahat tetapi manusia malah menggantikan peran roh jahat. Bukan semakin saling mengasihi tetapi malah saling membenci. Jaman makin maju mestinya peradaban semakin maju pula, tetapi dalam kenyataannya semangat untuk saling mengasihi malah semakin luntur.
      Manusia telah memperoleh kemajuan dalam penemuan teknologi untuk bisa mempertahankan hidup di dunia, tetapi seringkali disalahgunakan hanya demi kepentingan kelompok. Bukan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan umat manusia, tetapi demi kepentingan kelompok. Dalam kehidupan bermasyarakat, kelompok atau perorangan, sering melakukan kekerasan terhadap sesamanya hanya karena perbedaan pendapat atau keyakinan.
      Manusia cenderung untuk berbuat dosa dengan tidak mengindahkan kepentingan sesama lagi. Coba kita bayangkan orang tidak malu-malu lagi untuk berbuat jahat misalnya korupsi. Korupsi kini secara terang-terangan dibahas, didiskusikan, ”diobok-obok” karena korupsi sudah amat ”busuk” dan ”bau”, sudah menjadi racun yang bisa mematikan rasa seseorang. Tidak malu-malu atau takut lagi, tetapi masih saja orang mencari kesempatan untuk korupsi. Korupsi seperti penyakit menular yang menyebar merusak ke seluruh aspek kehidupan. Dari penyuapan pejabat untuk menyalahgunakan wewenang hingga kebobrokan moral umumnya. Bahkan sekarang ini dilakukan oleh mereka yang posisinya sebagai penjaga moral. Uang rakyat mestinya untuk kesejahteraan rakyat tetapi disalahgunakan demi kepentingan pribadi atau kelompok.
      Untuk itu perutusan Yesus sampai sekarang masih perlu dilakukan oleh kita yang menjadi murid-murid Yesus. Kita dipanggil dan diutus untuk pergi mewartakan kabar gembira, membebaskan orang tertindas, menyembuhkan orang sakit, membebaskan orang dari kuasa kejahatan. Dan bekalnya pun juga kepercayaan kita bahwa Tuhan selalu menyertai kita. (FX. Mgn)