SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BERJUMPA

Senin, 23 Mei 2011

MEMEGANG PERINTAHKU DAN MELAKUKANNYA SAMA DENGAN MENGASIHI AKU

MINGGU PASKAH VI (A)
Minggu, 29 Mei 2011

Kis 8:5-8.14-17;
1 Ptr 3:15-18;
Yoh 14:15-21

Iman kita kepada Kristus, bukan diukur seberapa besar pengetahuan kita tentang Allah atau kemampuan intelektual kita tentang ketuhanan. Tetapi lebih ditentukan oleh seberapa besar kasih kita kepada Kristus dan seberapa jauh mau melaksanakan kehendak-Nya, berkat pertolongan Roh Kudus. Semakin kita mengasihi Kristus, maka kita semakin diperkaya oleh kuasa hikmat dan pengertian Roh Kudus. Sehingga kita dapat memahami dan mensyukuri atas karunia iman keselamatan dengan kerendahan hati dan penuh hormat karena Roh Kudus.
Itulah sebabnya dalam wejangan-wejangan terakhir-Nya Yesus menjelaskan, apabila kalian benar-benar mengasihi Aku, maka kalian juga menuruti semua apa yang Kuperintahkan kepadamu. Dan nanti kalian akan didampingi seorang Penolong yang lain yang Kuminta kepada Bapa, yaitu Roh Kebenaran. Yesus dalam memberikan wejangannya seperti seorang guru rohani sedang berkata-kata kepada para murid pada saat-saat terakhir hidup-Nya.
Mengasihi Yesus itu akan membuat orang dapat mengenal perintah-perintahnya dan menurutinya. Jadi, mengasihi sang guru menjadi jaminan agar dapat memperhatikan perintah-perintah sang guru. Bahwa siapa saja yang memegang dan menuruti perintah-perintahnya, dia itulah yang juga nyata-nyata mengasihinya. Oleh karena itu, ia akan dikasihi Bapa dan Yesus sendiri. Dengan "mengasihi Yesus” berarti mengakui kebesaran-Nya dan meluangkan tempat bagi Dia, dan setia kepada-Nya.
Hal ini bisa kita lihat dari tindakan para murid yang dijiwai oleh kehadiran guru mereka dalam diri mereka. Orang banyak akan melihat bahwa perilaku serta tindakan-tindakan para murid Yesus menghadirkan kembali Yesus sendiri. Hidup mereka seakan-akan menyuratkan perintah dari atas yang dapat dibaca orang banyak. Hidup mereka menjadi kesaksian datangnya kekuatan Penolong.
Dalam kehidupan itu bukan terbatas pada generasi para rasul, melainkan kepada para pengikut mereka pula yang menyaksikan perbuatan mereka. Seperti dikisahkan dalam petikan Kisah Para Rasul ini bagaimana Filipus mewartakan Mesias di Samaria. Filipus sebagai tokoh yang telah disapa dan diajak Yesus mengikutinya dan karena itu ia dapat mengantarkan orang lain kepada Yesus. Orang-orang Samaria menyaksikan bagaimana Filipus mengerjakan tanda-tanda hebat, mengeluarkan roh jahat, serta menyembuhkan orang lumpuh dan timpang. Di tempat itulah orang-orang tadi menerima baptisan atas nama Yesus.
Semoga "Pesan-pesan terakhir" Yesus yang disampaikan Yohanes yang berisikan pengutusan dan perutusan sebesar itu, bisa kita terapkan dalam hidup di zaman ini. Dengan menaati perintah-perintah-Nya, tidak hanya saling mengasihi – yang menjadi kebanggaan umat kristiani – tetapi juga perintah-perintah yang lain yang mengatur hubungan dengan Allah, dengan Kristus dan dengan diri manusia sendiri. Anjuran menaati perintah-Nya itu kiranya menjadi salah satu kunci persatuan, antara para murid dengan Yesus, yang pada gilirannya menjamin persatuan kita dengan Allah Bapa di surga. (FX. Mgn)