SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BERJUMPA

Senin, 07 Mei 2012

MINGGU PASKAH VI (B) - Minggu, 13 Mei 2012


KASIHILAH SEORANG AKAN YANG LAIN
Kis 10:25-26.34-35.44-48;
1Yoh 4:7-10;
Yoh 15-9-17

    Biasanya, ketika kita menerima sesuatu dari orang lain, lalu kita mengucapkan terima kasih. Kenapa orang lain memberi sesuatu kepada kita? Kalau tidak ada kasih mana mungkin orang lain memberi sesuatu kepada kita. Kalau begitu orang lain telah lebih dulu mengasihi kita. Sebelum kita tahu apa itu kasih, kita sudah dikasihi. Sebelum kita sanggup berkata terima kasih, kita telah menerima kasih itu.

    Bayangkan, kalau orang tua kita tidak mengasihi kita, mana mungkin ada kita sampai saat ini. Kita ada sampai saat ini berkat kasih orang tua kita. Sejak dalam kandungan, kita telah dikasihi oleh kedua orang tua kita. Kita telah dijaga, dilindungi dan disayangi oleh bapak dan ibu kita. Sejak kita belum bisa apa-apa, hanya bisa nangis, kita telah dipelihara dan disayangi oleh kedua orang tua dan saudara-saudara kita. Kalau begitu kita ini adalah buah cintakasih kedua orang tua dan saudara-saudari kita. Sebelum kita mengenal cinta kasih, sejak awalnya telah lebih dahulu dikasihi. Baru kemudian kita mengenal kasih dan sanggup mengasihi.

    Seperti yang dikatakan Santo Yohanes pada bacaan kedua dalam suratnya yang pertama hari ini. ”Bukan kita telah mengasihi Allah tetapi Allahlah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai silih bagi dosa-dosa kita”. Kalau begitu kita telah dikasihi Allah lebih dulu. Kasih Allah itu telah mendahului hidup kita dan telah ada sebelum kita ada. Kasih Allah nampak dalam semua ciptaan, tumbuhan, binatang dan sesama manusia. Semuanya yang menjadi tempat dan lingkungan hidup kita adalah karya kasih Allah.

    Kasih Allah yang paling besar nampak dalam Putra-Nya Yesus Kristus, yang dianugerahkan bagi keselamatan kita. Karena kasih-Nya pada kita Ia rela menyerahkan nyawa-Nya untuk kita manusia dan para sahababat-Nya. Buah dari kasih itu nampak pada perhatian dan dukungan kita kepada sesama. Tidak dibatasi oleh kelompok atau golongan tetapi kasih itu memancar kepada semua orang.

    Sama seperti pada bacaan pertama tadi Petrus terbuka akan karya Tuhan pada bangsa-bangsa lain. Karya Tuhan nampak pada tindakan manusia yang saling mengasihi. Kalau kita telah mengasihi satu sama lain sama dengan telah melaksanakan kehendak Yesus sendiri, yaitu ”supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu”. Sebagaimana Yesus yang mengalami kasih Bapa karena berpegang pada kehendak Bapa, kasih Yesus juga akan mengalir pada kita, bila kita berpegang pada sabda-Nya dan melakukan kehendak Yesus.

    Marilah kita yang telah mengalami kasih Yesus bersama-sama menciptakan kasih persaudaraan, sebagaimana Kristus telah memberi perintah kepada kita. ”Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain”. (FX. Mgn)