SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BERJUMPA

Senin, 19 Desember 2011

HR RAYA NATAL (Malam Natal) Minggu, 25 Desember 2011

HARI INI TELAH LAHIR BAGIMU JURUSELAMAT

Yes 9:1-6;  Tit 2:11-14; Luk 2:1-14

Dalam pandangan masyarakat kita pada umumnya bahwa Natal adalah Hari Rayanya orang Kristiani. Menurut mereka Natal adalah “Lebaran”-nya orang Kristiani.
Bagi umat Kristiani, Natal bukan saja merupakan hari rayanya tetapi juga sebagai hari yang mahapenting karena merupakan hari yang menandai lahirnya Sang Juruselamat ke dunia. Hari Kelahiran Bayi Ilahi itu sekaligus dikukuhkan dan dicatat dalam sejarah manusia; Allah menjadi manusia, memasuki sejarah umat manusia, menjadi satu di antara manusia, untuk menyelamatkan manusia.
Ditandai dengan suara tangis Bayi yang dilahirkan Maria yang memecah kesunyian malam Natal. Tangis Bayi itu menjadi tanda datangnya Kabar Gembira yang diwartakan oleh malaikat kepada gembala, "Jangan takut sebab hari ini telah lahir bagimu Juru Selamat, yaitu Kristus, Tuhan, di Kota Daud. Tandanya kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan."
Kenapa Bayi itu lahir di tempat kandang hewan dan hanya dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan? Kenapa Bayi yang menyelamatkan umat manusia dari dosa, tetapi lahir dalam kemiskinan dan kesederhanaan? Bukan dengan kemewahan dan kebesaran? Ia hanya ditemani oleh hewan-hewan. Hewan-hewan pun bukan hewan yang berkuasa seperti raja hutan (singa) atau hewan yang kuat seperti gajah.
Ia tidak membutuhkan pendamping yang mengandalkan kekuasaan dan kekuatan, agar kedatangan-Nya di dunia tidak membuat manusia takut mendekat kepada-Nya. Ia hanya ditemani hewan-hewan, keledai dan sapi serta domba dan kambing yang lemah? Dengan ditemani hewan-hewan yang lemah menunjukkan Ia ingin lebih dekat dengan manusia terutama manusia yang lemah dan tersingkir. Ia ingin merasakan bagaimana dan masuk dalam kehidupan manusia sesungguhnya.
Meski lahir di tempat hewan, Bayi itu tidak merasakan takut atau cemas, sama seperti yang dirasakan Maria dan Yoseph orang tuanya. Ia nampak nyaman saja dan kelihatan ceria saja. Karena Ia dilahirkan oleh ibu yang penuh kasih, dijaga oleh Yoseph yang penuh perhatian. Kehangatan cinta Maria dan Yoseph membuat tangis itu berhenti dan Bayi Ilahi itu tersenyum. Senyum-Nya meneguhkan tumbuhnya relasi persaudaraan dan kasih. Kasih yang tidak hanya dalam Keluarga Kudus, tetapi juga di antara para gembala atau orang-orang kecil dan sederhana.
Yesus yang lahir dalam kemiskinan dan kesederhanaan menandakan bahwa Ia mau berada di tengah manusia, mau tinggal bersama orang sederhana, mau bersama dan dekat dengan manusia. Ia datang di dunia untuk membangun kembali budaya kasih, membangun hidup dalam kebersamaan, saling peduli, dan dalam suasana persaudaraan.
Suara tangis pertama Yesus yang memecah kesunyian malam sebagai pertanda lahirnya Sang Juruselamat. Senyum pertama-Nya yang menghangatkan relasi telah membuat kita kini menyanyikan Malam Kudus. Kita memuji Allah bersama malaikat dan sejumlah besar bala tentara surga dengan penuh haru. Tangis dan senyum-Nya telah menguduskan malam Natal dan menguduskan alam semesta. Tangis-Nya meneguhkan kita karena derita kita disatukan dengan tangis-Nya, sengsara, dan wafat-Nya yang membawa kita keluar dari jurang dosa. Senyum-Nya meneguhkan siapa pun yang menerima Dia, menerima ajaran dan karya penyelamatan-Nya.
          Semoga tangis dan senyum kanak-kanak Yesus menjadi sumber berkat dan membawa harapan bagi kita untuk masa depan yang bahagia.  (FX. Mgn) SELAMAT NATAL DAN SELAMAT MENYAMBUT TAHUN BARU.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar