SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BERJUMPA

Selasa, 04 Agustus 2009

BERMURAH HATI


ARWAH I

2 Mak 12:43-46
“Sungguh suatu pikiran yang mursid dan saleh memikirkan kebangkitan.”

2 Kor 5:1.6-10
“Kita telah disediakan rumah di surga.”

Mat 25:31-46
“Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukan untuk Aku .”

Kematian.
Perjalanan kehidupan kita yang tak terelakkan adalah saat kematian. Maut itu kenyataan keterbatasan hidup kita. Hidup kita mempunyai awal dan mempunyai akhir. Dengan demikian segala sesuatu yang kita lakukan di dunia ini bersifat terbatas dan fana, tetapi bukan berarti sia-sia. Berhadapan dengan misteri kematian yang penuh kegelapan, ada kepastian bahwa Tuhan Yesus telah wafat dan mendahului kita agar kita dituntun oleh-Nya menunju Bapa dalam kebangkitan.

Mendoakan arwah sebagai ungkapan kasih.
Kematian tidak memutuskan hubungan kita dengan orang-orang yang sudah meninggal. Walaupun kita tidak bisa melihat mereka lagi, namun kita tetap merasa bersatu, mempunyai ikatan dengan mereka. Cinta kita kepada mereka tidak berhenti kendati kematian membuat kita dan mereka hidup dalam dunia yang berbeda. Kematian orang yang kita cintai bahkan membuat kita terdorong untuk makin mencintai. Kalau kita berdoa, itulah ungkapan kasih kita. Lebih-lebih bagi Saudara yang sekarang kita doakan, semoga ia memperoleh kebangkitan dan keselamatan kekal. Itulah makna kebersamaan kita dengan Saudara kita yang telah mendahului kita.

Hikmah dari kematian.
Kita semua satu saudara dalam iman tentu ingin tahu lebih jauh bagaimana keadaannya dan tempat tinggalnya yang baru sekarang? Menurut Rasul Paulus kita semua tidak perlu khawatir karena Tuhan telah menyediakan rumah yang layak dan nyaman di surga. Dengan disediakan rumah berarti Saudara yang telah mendahului kita telah menjadi keluarga Allah. Ia telah terpilih sebagai “domba” dari kelompok domba dan kambing dan memperoleh ganjaran kekal.

Bagaimana dengan kita?
Kita pun bisa masuk dalam kelompok domba, sepanjang kita selalu setia dan melakukan hal-hal yang dikehendaki Allah, yaitu memiliki pribadi kemurahan hati dan belas kasihan terhadap sesama. Dengan meringankan penderitaan orang lain sama halnya telah melayani Yesus dalam rupa manusia yang menderita. (FX. Mgn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar